Ketua panitia, Ir Putu Rudy Setiawan MSc menjelaskan tema dalam acara tersebut didasarkan pada missing link-nya payung hukum yang terjabar dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP). ”Sehingga, pemantapan Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) sangat diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan,” terang Rudy.
Menurut Rudy, UUPPLH yang terjabar dalam PP untuk provinsi, kota dan kabupaten tidak terjalin secara linier. Pasalnya, UU tersebut terlalu makro bila dibandingkan dengan wilayah Indonesia yang beraneka ragam baik geografis maupun sosial budaya. ”Akibatnya UUPPLH ini tidak applicable,” imbuhnya.
Tak hanya seminar, konferensi nasional dwi tahunan ini juga berisi diskusi panelis untuk mewadahi gagasan solutif terhadap lingkungan hidup yang berkelanjutan. ”Tujuannya perumusan ide-ide dalam penanganan berbagai tantangan mengenai lingkungan hidup,” terang Rudy. Ke depannya, perumusan tersebut akan disampaikan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan setelah didiskusikan oleh akademisi dan peneliti di hari kedua nanti.
Terdapat tiga pembicara dalam konferensi hari pertama untuk membuka wawasan lingkungan hidup dari seluruh Indonesia. Diantaranya adalah Prof Mukhtasor MEng PhD, Ir Tri Rismaharini MT, dan Prof Dr Ir Johan Silas.
Dalam konferensi tersebut, Prof Mukhtasor MEng PhD memaparkan terkait ketahanan energi dan pangan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, berdasarkan data-data pembangunan di Indonesia, ia menyimpulkan pembangunan Indonesia meningkat menghasilkan jasa dan produk. ”Di sisi lain kita pun mengeluarkan Sumber Daya Alam lebih banyak pada saat yang sama,” jelas Mukhtasor mengulas permasalahan Indonesia.
Menanggapi hal itu, Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT memaparkan bukti-bukti pengelolaan lingkungan hidup di Surabaya. Risma menerangkan peningkatan pengelolaan lingkungan hidup tidak menurunkan pendapatan ekonomi. ”Saya memiliki data-data pertumbuhan ekonomi kota Surabaya yang meningkat sejak 2010 seiring peningkatan pengelolaan lingkungan hidup,” papar alumni Jurusan Arsitektur ITS ini.
Sama halnya dengan Prof Dr Ir Johan Silas. Ia pun berusaha menyinkronkan UUPPLH dengan keadaan pembangunan di berbagai kawasan di Indonesia, termasuk kawasan pelosok daerah yang tidak terawat. ”Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya berwawasan lingkungan perlu dipertimbangkan dengan menyesuaikan kebudayaan masyarakat daerah tersebut,” pungkas Johan. (riz/sha)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi