ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 November 2014, 18:11

FTIf adakan Kajian Eco Campus

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Acara yang diselenggarakan di Plasa Baru 1 (PB1) Jurusan Teknik Informatika pada hari Senin (17/11) itu merupakan sebuah kajian dalam bentuk diskusi. Dalam kajian itu, yang menjadi topik bahasan adalah meninjau predikat ITS sebagai Eco Campus.

Ada enam program dari Eco Campus, pertama adalah penghijauan serta pertamanan. Kedua ada transportasi internal kampus, dalam hal ini ada sepeda kampus yang digunakan sebagai medianya. Ketiga ada program biodiversitas. Selanjutnya adalah efisiensi listrik. Seletelahnya adalah efisiensi air. Terakhir ada pengelolaan sampah. 

"Acara ini bertujuan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sekitar. Selain itu juga untuk pencerdasan terhadap mahasiswa FTIf, khususnya Teknik Informatika". ujar Bagas Andita sebagai staf Dagri Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMTC) ITS yang juga sebagai ketua pelaksana acara tersebut. 

Saat pemateri menjelaskan tentang enam program tersebut, para audience ternyata menaruh perhatian pada transportasi internal kampus. Hal itu dikarenakan satu-satunya alat transportasi yang disediakan oleh kampus berupa sepeda, ternyata banyak yang belum tahu akan teknis peminjamannya. "Apa boleh sepeda kampus diparkir di jurusan? Ke mana saja sepeda kampus itu boleh dibawa?" tanya salah seorang peserta diskusi. "Sepeda kampus untuk sementara ini hanya boleh diparkir di shelter yang telah disediakan, namun sedang diusahakan untuk dapat diparkir di jurusan. Untuk area penggunaan hanya di dalam kampus ITS saja." jawab Aknan Anggraini yang berasal dari PLH Siklus ITS.

"Di ITS baru-baru ini dibentuk komunitas bersepeda. Jumlah anggotanya saat ini ada 70 orang. Agenda yang diadakan salah satunya adalah mengenalkan kepada masyarakat bahwa ITS mempunyai sepeda kampus". tambah perempuan yang juga ketua ITS Bersepeda itu.

Diskusi itu juga membahas permasalahan listrik yang ada di ITS. Hal itu cukup beralasan karena ITS yang menggalakkan slogan sebagai Eco Campus ternyata menghabiskan hampir Rp 6 Miliar perbulannya hanya untuk memb ayar listrik ke PLN. Selain itu, ada juga yang tertarik tentang penjelasan Urban Farming yang berlokasi di sebelah Jurusan Teknik Material dan Metalurgi itu. Hasil dari Urban Farming bahkan ada yang sudah dijual ke salah satu swalayan yang cukup dikenal, namun tujuannya juga untuk mengurangi emisi karbon. "Jika kita bepergian, kita akan meninggalkan jejak karbon. Jejak karbon itu juga mendorong terjadinya pemanasan global". jelas Dicky Setiyoni Wijaya yang mengemban jabatan sebagai ketua PLH Siklus.(o3)

Berita Terkait