Dalam pemaparannya, Zamrisyaf benar-benar menjelaskan apa saja tantangan dan aplikasi pemanfaatan energi laut di Indonesia. "Itulah mengapa saya memutuskan untuk terus menyelesaikan riset saya ini hingga nantinya bisa benar-benar diterapkan," tegasnya.
Diakuinya, ia telah memulai riset tersebut sejak tahun 2000 silam. Saat itu, ia berusaha menemukan bentuk teknologi yang sesuai untuk diterapkan dalam pengembangan energi laut. Pengusaha listrik yang telah merintis karirnya semenjak umur 22 tahun ini mengungkapkan, di tahun pertama melaksanakan riset, ia bahkan masih menggunakan biaya sendiri.
Teknologi bandul buatan Zamrisyaf ini ternyata merupakan karya yang sangat diakui di Indonesia. Terbukti dari beberapa penghargaan yang berhasil ia peroleh, seperti Kalpataru. Bahkan, ia juga ditetapkan sebagai salah satu anggota 100 Inspirator Indonesia. Tak heran, pemaparan dari pakar energi ini menjadi momen yang sangat dinantikan para peserta.
Menurut Zamrisyaf sendiri, terdapat beberapa kelebihan dari sistem bandul rancangannya apabila diterapkan di perairan Indonesia. Di antaranya adalah mudah dioperasikan, ramah lingkungan, dan dapat mencegah abrasi pantai. Dan yang paling penting, tidak satupun peralatan utama dari alat ini yang menyentuh air laut. "Hal ini untuk meminimalisir pekerjaan bawah laut," imbuhnya.
Selain bercerita mengenai sepak terjangnya dalam mengembangkan energi gelombang di Indonesia, Zamrisyaf juga menjelaskan beberapa negara kompetitor bagi Indonesia. "Saat ini sudah ada United Kingdom (UK) dan Scotland yang sudah mengembangkan teknologi ini. Seharusnya kita tidak boleh kalah," ujarnya bersemangat.
Di akhir, ia pun mengajak mahasiswa yang hadir untuk ikut memikirkan bagaimana menciptakan inovasi teknologi pada alatnya ini. Prof Mukhtasor Ph D, Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) yang saat itu turut hadir juga sangat mendukung aksi Zamrisyaf ini. "Jika setelah acara ini kalian akan membentuk klub untuk menyalurkan ide-ide kalian khusus di bidang energi, saya bersedia menaunginya," tegasnya kepada mahasiswa.
Pembahasan menarik pada semnas ini ternyata mendapat respon postif dari salah satu peserta, Ade Diska Ibrahim. Mahasiswa Universitas Brawijaya ini mengungkapkan kepuasannya setelah mengikuti acara ini. "Saya bersyukur bisa hadir di sini dan bertemu dengan orang-orang hebat. Bahkan saya juga menjadi tertarik untuk belajar lebih dalam mengenai energi laut ini," pungkasnya. (pus/ady)