ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
13 November 2014, 20:11

MB Gandeng Tamu Asing Bahas AEC

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Stephen Corneilius MBA CPM, Chief Executive Officer UCSI Extension, mengatakan bahwa etos kerja pada setiap negara memiliki perbedaan. Karenanya, tak semua negara dalam lingkup ASEAN mempunyai  tenaga kerja yang cekatan dalam melakukan sesuatu. Padahal, penentuan maju atau tidaknya perkembangan industri  tergantung seberapa tinggi etos kerja pada setiap individu gegara tersebut.

Jumlah pekerja yang mempunyai pendidikan lulusan perguruan tinggi, lanjut Stephen, juga mempengaruhi kinerja industri tersebut. Tercatat menurut hasil Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, pekerja Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi hanya mencapai 7,7 juta orang dibanding total tenaga kerja yang melebihi seratus juta orang.

Sedangkan, jika dibandingkan dengan data Department of Statistic Malaysia (DOSM) pada tahun 2012, Negeri Jiran tersebut mempunyai 3,1 juta orang yang mengenyam pendidikan tinggi dibanding jumlah pekerjanya yang hanya 13 juta orang. Tentu data tersebut juga mengalami perunbahan seiring berjalannya waktu. Hal tersebut menjadi keunikan tersendiri bagi Indonesia. ”Padahal mencetak daya saing kerja harus dimulai dari pendidikan masing-masing tenaga kerjanya,” jelas Stephen.

Lebih lanjut, ia turut menjelaskan penggunaan bahasa asing yang menjadi senjata utama dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC). Menurut Stephen, mencintai bahasa sendiri adalah dasar dalam menguasai bahasa lainnya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan menjadi penyebab seseorang tidak mempelajari bahasa asing. ”Di dunia yang global ini, jika hanya mengandalkan bahasa ibu, kau tidak akan bisa bergerak lebih luas,” tegasnya.

Menariknya, ia juga mengungkapkan salah satu solusi untuk menyetarakan ekonomi di ASEAN. Solusi tersebut yaitu mempunyai nilai mata uang yang sama. Namun untuk mewujudkan hal itu akan menjadi tantangan setiap negara. Pasalnya, tak semua nilai mata uang setiap Negara mempunyai nilai tukar yang sama.

Ia pun menyarankan kepada mahasiswa agar mengetahui bahwa setiap mereka adalah orang yang intelektual. Bahkan, mahasiswa harus mengetahui bahwa mereka bisa sukses jika disertai dengan tekad yang rajin dan fokus pada tujuan karir mereka. ”Mereka harus tahu bahwa mereka bisa sukses beyond the limit asal mereka fokus pada tujuan karir dan mengejarnya,” tutupnya.(van/oly)

Berita Terkait