Hal itu yang dibahas dalam National Seminar of Technology (NST) bertajuk Cloud Computing: Future Lifestyle is Everything Goes Online yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Computer (HMTC) Jurusan Teknik Informatika ITS, Minggu (19/10). Seminar yang diselenggarakan di Gedung Pusat Robotika ini menjadi bagian dari rangkaian gawe besarnya HMTC, Schematics 2014.
NST diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan teknologi komputasi awan kepada masyarakat secara luas, baik itu mahasiswa maupun masyarakat umum. ”Kami ingin berbagi tentang teknologi terkini, bahwa internet sudah sangat maju. Apalagi bandwith internet di ITS ini sangat besar, sangat sia-sia jika hanya digunakan untuk media sosial,” ujar I Gede Putu Surya Darma Putra, Koordinator NST.
Dalam memaparkan teknologi ini, dua pembicara cakap dihadirkan. Adalah Gita Surya Wijaya, seorang Praktisi Teknologi Informasi Nasional dan Prof Ricardus Eko Indrajit, Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (APTIKOM) yang juga menjabat sebagai guru besar di STIE Perbanas Surabaya.
Dalam konsep komputasi awan, data yang tersimpan di ‘awan’ bukan berarti awan yang berada di atas langit menyerap data di komputer dan kemudian memantulkannya kembali. Melainkan data komputer yang berupa digital disimpan di internet. ‘Awan’ di sini merupakan representasi dari internet yang seolah-olah berada di atas awan sana (langit, red).
Berbagai kemudahan dapat dirasakan dengan munculnya cloud computing. Smartphone misalnya, gadget yang terkoneksi dengan internet ini mendasari penyimpanan data secara online, sehingga mengurangi penyimpanan data pada smartphone dan membuat longgar storage data. ”Kita bisa mengedit data secara online dan memungkinkan untuk berkolaborasi dengan mudah melalui internet,” tutur Gita.
Tak hanya itu, cloud computing juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur, seperti kulkas internet, tempat sampah internet dan traffic light internet. Ambil contoh kulkas internet, cloud computing memungkinkan kulkas dapat terkoneksi melalui internet. Jika persediaan bahan makanan di kulkas habis, maka kulkas secara otomatis akan mengirim data ke server yang berada di pasar misalnya, sehingga pedagang akan mengantarkan persediaan makanan kepada si empunya kulkas.
Dalam bidang yang lebih luas, cloud computing dapat diimplementasikan dalam sistem transportasi. Jika suatu titik di jalan mengalami kemacetan, CCTV akan merekamnya dan mengirimkan data ke server yang terpusat dalam sebuah kota. Secara otomatis papan informasi di titik jalan lain akan memberitahu bahwa jalan tersebut mengalami kemacetan, sehingga alternatif jalan juga dimunculkan dalam papan informasinya.
Seminar ini mendapat tanggapan positif dari peserta. Tercatat, terdapat 517 peserta yang mendaftar dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, siswa SMA dan SMK, serta masyarakat umum di Jawa Timur. Imam Zarqoni salah satunya, menurutnya NST merupakan seminar yang sangat informatif dan dikemas dengan menarik. Cloud computing bagi Imam dapat memudahkannya mengakses hal-hal penting melalui internet. ”Semoga teknologi ini tersebar luas di Indonesia dan mayarakat dapat menikmatinya,” pungkas mahasiswa asal Bojonegoro ini. (mis/ady)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi