ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
09 Oktober 2014, 14:10

Berbagi Impian Sepulang dari Thailand

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Suranaree University of Technology (SUT), berjarak sekitar 300 km dari Bangkok menjadi pijakan Edy Suprayitno dan Dwi Purnomo untuk mempelajari berbagai hal mengenai perpustakaan. "Lalu lintas di sana sangat teratur dan jauh lebih baik dari Indonesia. Saya menempuh perjalanan darat dari Bangkok ke SUT saja hanya berkisar tiga jam, padahal jaraknya 300 km," ujar Edy.

SUT telah berdiri selama 25 tahun, diakui Edy bahwa SUT merupakan universitas muda yang sudah memiliki sistem drainase, penataan ruang, dan teknologi mumpuni. "Dilihat dari segi perpustakaan, semua transaksi sudah dikontrol dengan sedikit orang," ujar Edy. Ia menjelaskan setiap mahasiswa memiliki barcode tersendiri di setiap kartu tanda pengenalnya. Sehingga, lanjutnya, peminjaman buku dapat dilakukan hanya dengan menggunakan scanner barcode saja.

Berbagai macam alat canggih pendukung kenyamanan perpusatakaan juga tersedia. Seperti ebook reader, dua unit video 3D dengan kapasitas 8-10 orang tiap unitnya, dan 15 unit video 2D yang telah dilengkapi sofa panjang dan bantal. Selain itu, terdapat pula kacamata 3D, iPod, iPad, dan lampu belajar yang dapat dipinjam oleh masing-masing pengguna perpustakaan. "Semuanya dipinjamkan gratis, kecuali untuk anggota luar universitas ada biaya tersendiri. Biayanya akan diolah untuk keperluan universitas," ujar Edy.

Kesuksesan SUT dalam mengolah perpustakaan tak lepas dari dukungan penuh pemerintah dan raja-raja setempat yang mengalokasikan mayoritas dana untuk pembangunan dan pemeliharaan perpustakaan. "Setiap tahun mereka menerima dana sebanyak 24 baht atau setara dengan 24 miliar rupiah untuk pengembangan perpustakaan," ujar Edy.

Lain halnya dengan Mahidol University yang menjadi pijakan Rochayati, Yashinta Nurrahma, dan Artin Finalita yang menerangkan mengenai keunggulan perpustakaan juga. "Ada perpustakaan pusat dan daerah yang terpisah. Ketika buku di perpustakaan daerah tidak tersedia, perpustakaan pusat akan mengirim buku yang diinginkan ke daerah," ujar Rochayati yang biasa disapa Yayak ini.

Jarak Mahidol University ke Bangkok diungkapkan Yayak seperti jarak antara Surabaya menuju Mojokerto. "Ada juga perpustakaan khusus untuk para disabilitas yang juga dilengkapi dengan toilet khusus. Nantinya, buku milik perpusatakaan juga akan diantarkan ke tempat mereka jika mereka hendak meminjam," papar Yayak.

Menurutnya, pustakawan di sana pun memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap atasan mereka. Ia mengatakan mereka menghargai setiap atasan dan para pendiri universitas. "Bahkan, di perpustakaan kampus sekalipun memiliki berbagai catatan-catatan pribadi para pendiri," jelas staf di pascasarjana ITS ini.

Mengenai kebersihan di universitas ini, Yayak sama sekali tidak meragukannya. Pasalnya, tidak satu jengkal pun Yayak melihat sampah berceceran di jalanan. "Mahasiswa di sana sangat sadar akan kebersihan, sisa makanan mereka saja dibersihkan secara mandiri," tuturYayak.

Lain orang lagi kisah yang dibawakan Indah Tri Sukmawati dan Reza Megakriswardani dari Kasetsart University. Mereka mengungkapkan Kasetsart University memiliki sistem pemeliharaan lingkungan yang sangat detail di setiap sudut kampus dan sudah menerapkan eco library. "Sofa-sofa di perpustakaan terbuat dari sisa-sisa seragam yang dirangkai jadi sofa. Ada juga sisa-sisa ban yang dipres dan dipanaskan untuk dijadikan bangku dan kursi kembali," terang Indah. Setiap bulannya, tambahnya, terdapat sedikitnya satu kali pelaksanaan pelatihan mengenai recycling di sana.

"Ada juga garden library yang berada di ruang terbuka," jelasnya. Pun demikian, kondisi cafe dan rak-rak buku pun tetap tersusun rapi dan bersih. "Setiap sendok dan garpu yang akan digunakan di kantin pun terlebih dahulu harus disterilkan melalui alat sterilisasi sebelum digunakan," ungkapnya.

Di akhir, seluruh peserta program ini juga berharap dapat terjadi perbaikan serupa di ITS. ”Terutama dalam hal kebersihan, seharusnya budaya kebersihan telah tertanam di dalam diri mahasiswa dalam kampus yang berbasis pemeliharaan lingkungan ini,” tutup Indah. (oti/man)

Berita Terkait