"Sejak saya jadi Kajur saya memang menginginkan keberadaan grup drum band ini,†terangnya. Menurutnya, hal ini menjadi sarana yang pas untuk membina kedisiplinan, kekompakkan dan rasa seni yang dimiliki mahasiswanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan drum band ini menguji mahasiswa dalam permainan tim sekaligus membangun kedekatan antar pemain lewat kesadaran dari diri sendiri. "Karena disini kita tidak boleh ada yang salah, melatih jiwa korsa karena yang ada dalam diri mereka ini adalah cermin permainan tim,†jelasnya. Menurutnya, kedekatan antar pemain dibentuk dengan menanamkan mindset dalam diri mereka bahwa mereka tidak boleh menyebabkan ini gagal sehingga mereka dituntut untuk tampil secara konsisten.
Pun demikian, ia tak segan menceritakan pengalamannya membentuk grup drum band ini pada awal bulan Juli lalu. Ia mengaku sebanyak 25 personil grup drum band telah menerima bimbingan dari Drum Corps Arek Suroboyo (DCAS). "Di awal kami membeli 25-30 peralatan dengan kisaran harga 200 juta dan menyewa dua pelatih dari drum band universitas lain untuk alat musik perkusi dan tiup brass," tutur pria yang juga Ketua Jurusan (Kajur) Teknik Elektro ITS ini.
Ia pun mengulas kisah pendanaan grup anyar yang menelan biaya tidak sedikit ini. Menurut Arief, dana yang dimiliki sangatlah terbatas sehingga hanya dapat membeli lima puluh buah alat musik bermerek kurang terkenal dengan kualitas kurang bagus. Sementara, merek alat musik yang direkomendasikan oleh pelatih drum band dapat merogoh dana hingga Rp 600 juta. Mengetahui dana yang terbatas, alhasil biaya ditekan hingga mencapai dua ratus juta rupiah. Tak pelak, ia pun berencana mengembangkan grup drum band ini dengan meminta bantuan dari kementerian terkait dan alumni.
Para personil grup drum band ini, lanjutnya, antara lain berasal dari berbagai jurusan seperti Jurusan Teknik Lingkungan, Jurusan Sistem Informasi, dan Jurusan Teknik Sipil. Tri Arief juga mengatakan, drum band ini bisa menjalin komunikasi antar angkatan, jurusan maupun universitas, yakni partisipasi mahasiswa baru angkatan 2014 dari beragam jurusan di ITS. “Seperti Jurusan Teknik Perkapalan dan Teknik Material Metalurgi,†tambahnya.
Tak hanya itu, ia pun bertutur bahwa seluruh mahasiswa yang telah berkecimpung dalam drum band akan diajarkan secara sejajar baik bagi mereka yang berstatus pemula atau tidak. "Kita mulai lagi dari nol, sama sekali partiture-nya juga belum paham. Dalam waktu satu bulan penuh kita latihan, pagi, sore dan malam untuk tampil pada Dies Natalis ITS ke-54 dan kompetisi skala Internasional di Jember," ujarnya.
Strategi lain yang dilakukannya selain mendampingi latihan adalah dengan memberi kaos bertuliskan X-Men 10 yang berarti jika janjian jam X (sekian, red) harus datang 10 menit sebelumnya. Sebelumnya, ia juga ingat betul masih sering mengajak mahasiswa binaanya melihat drumband para taruna. Di akhir, ia berharap grup ini mampu membawa pengaruh positif seperti merubah mahasiswa menjadi lebih mandiri, disiplin dan saling menghormati. "Disinilah wadah memupuk kebiasaan, agar tidak melempem, karena mereka telat, siap dihukum," tutupnya. (riz/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung