ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
29 Agustus 2014, 04:08

Doktor Jebolan FTK, Efisienkan Energi Hingga 14 Persen

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berangkat dari ide seorang dosen yang mengungkapkan bahwa baling-baling (propeller) mengeluarkan semburan dan mengakibatkan hilangnya banyak energi, Setyo mengembangkan lebih jauh apakah sekiranya energi yang hilang tersebut dapat dimanfaatkan. "Saya mencoba meniru riset yang ada di Jerman, tetapi tetap saja masih banyak kelemahan," ungkap Setyo.

Ia sudah berusaha mereduksi beberapa kelemahan tersebut melalui beberapa percobaan yang ia lakukan. "Saya mengusahakan tidak ada patahan di baling-balingnya, karena terletak di vortek yang paling aman," ungkap Setyo. Kemudian Setyo menemukan bahwa jika ada baling-baling yang berputar dalam air dengan putaran seperti single sekrup di air, maka perputaran tersebut ia rasa dapat menghemat energi. Sehingga ia membuat alat tersebut khusus untuk kapal dengan single screw, bukan double.

Alat ini nantinya dapat digunakan oleh semua kalangan. Mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas. ”Kalangan bawah itu maksudnya para nelayan, sedangkan kalangan atas itu seperti pengusaha sukses," ungkap Setyo. Rencananya, Setyo akan mempromosikan alat tersebut kepada industri-industri tanah air. Apakah akan diterima atau tidak, ia akan mencobanya. "Tergantung cara kita menyampaikan kepada industrinya, agar mereka bisa menerima atau justru menolak," ujar Setyo.

Beberapa kali alat yang ia buat sebelumnya mengalami penolakan-penolakan di industri. "Saya heran, sebagus apapun alat-alat kita (orang Indonesia, red), susah banget untuk di terima di industri. Berbeda kalau orang bule yang promosi ke industri Indonesia, secacat apapun mereka, peluangnya selalu besar," ungkap Setyo.

Tak hanya untuk promosi kepada industri, selama proses penelitian pun dirinya mengalami tekanan dari dosen pembimbingnya yang menolak judul risetnya. "Bahkan sampai pengerjaan 90 persen pun beliau masih menolak," ungkap Setyo. Berkat kegigihan dan semangatnya, Setyo berhasil membuktikan bahwa dirinya berhasil membuat alat yang langsung disambut dengan nilai 90 dari dosen pembimbing. (oti/fin)

Berita Terkait