Terletak di belakang terminal Keputih, Sukolilo, Surabaya, tempat yang semula merupakan lokasi TPA disulap oleh pemerintah setempat menjadi taman kota. Dimana hal itu dijadikan sebagai fasilitas umum khususnya bagi warga Keputih. Mario Muhammad Hafidh, ketua panitia menuturkan SGA ini merupakan program yang membantu pemerintah merealisasikan hal tersebut.

"Setelah di tahun sebelumnya kami merampungkan program yang sama di Kenjeran, tahun ini kami beranjak ke Taman Keputih. TPA ini disulap oleh pemerintah jadi Taman Keputih dan kita bantu," tuturnya. Pihaknya pun mengaku mengundang sejumlah komunitas lingkungan hidup baik ITS maupun luar ITS di Surabaya untuk menyukseskan gelaran ini.

Bahkan, acara ini turut didukung oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Surabaya, Ir Musdiq Ali Suhudi MT, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya, Ir Chalid Buhari, dan Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT. "Kita undang komunitas-komunitas Lingkungan hidup lantas berdiskusi. Kita selaraskan program kerja komunitas dengan pemerintah karena tujuan kita ada pada diskusi itu," ujar Mario.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan ketika mengetahui adanya aksi ini, Risma pun mendukung dengan menyampaikan sambutan jelang keberangkatan rombongan ke Taman Keputih. "Saya tiba-tiba tersanjung atas kedatangan Bu Risma dan pejabat lainnya. Beliau banyak memberikan wawasan dan meluruskan pengetahuan kita, contohnya tentang biopori dan tekniknya,” ungkapnya. Sehingga, lanjutnya, timnya pun hanya melakukan penanaman 65 pohon sebagai batas maksimal walaupun tidak menghabiskan 400 bibit yang telah disediakan. Mario juga menambahkan bila penanaman ini baru sebatas pohon trembesi dan mahoni dimana belum termasuk kategori tanaman bunga-bungaan.

Di akhir, ia juga berharap antusiasme komunitas-komunitas dapat terjaga karena sangat dibutuhkan untuk berkolaborasi dalam penyelenggaraan SGA selanjutnya. "SGA dari tahun ke tahun terus termotivasi untuk melengkapi apa yang belum tercapai di tahun sebelumnya," tutup Mario. (riz/man)