Dialog bertemakan Renungan Pelaku Sejarah 16 Tahun Reformasi Indonesia ini, Mukhlis Ndoyo Said, Presiden BEM ITS, menegaskan kepada para peserta yang hadir untuk bisa memanen semangat mahasiswa zaman dahulu. "Mereka senantiasa aktif dengan berbagai isu yang ada," tegasnya. Acara yang kemudian dipandu oleh Menko Pergerakan Muda BEM ITS, M Yusuf Hasbi Avissena ini memabahas tentang peranan mahasiswa dalam era reformasi 16 tahun silam.
Tak tanggung-tanggung, narasumber yang diundang pun berasal dari mahasiswa ITS yang kala itu turut berperan pada terjadinya reformasi. Feri Latief, Ketua Senat Mahasiswa (Senma) ITS era 90-an menjelaskan bahwa dalam konteks Indonesia bahkan di negara lain pun setiap mahasiswa akan menjadi agen perubahan bagi bangsanya. "Satu satunya kelompok yang tidak memiliki kepentingan tersendiri itu hanyalah mahasiswa," tuturnya.
Akan tetapi dirinya sedikit menggarisbawahi tentang mahasiswa seperti apa yang akan menjadi agen perubahan. Menurutnya, tidak semua bisa menjadi agen perubahan, hanya mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap orang lain yang akan menjadi bagian dari agen perubahan. Pria yang akrab disapa cak Latief itu pun menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya selama menjadi aktifis di ITS. Di zamannya pula tercipta sebuah RUU Anti Monopoli, yang selanjutnya disahkan menjadi yang menjadi sebuah UU no 5 tahun 1999 berisi tentang Anti Monopoli dan Persaingan Usaha yang Sehat .
Dalam diskusi itu diundang pula Agus Maksum yang juga merupakan Ketua Senma setelah cak Latief. "Saya pernah melawan Menko Polkam era Soeharto, tidak ngurus meski saya mahasiswa yang penting saya katakan kebenaran berdasar fakta," tuturnya membuka pembicaraan. Kejadian yang dialami oleh Maksum itu pun sempat menjadi headline diberita Jawa Pos. Bahkan dirinya sampai diingatkan oleh rekan-rekan dan juga orang tuanya untuk berhati-hati karena telah melawan Menko Polkam kala itu.
Di akhir acara, kedua saksi sejarah reformasi itu pun memberi tiga pekerjaan rumah (PR) besar yang harus dibenahi oleh seluruh mahasiswa Indonesia. "Zaman saya telah berhasil menumbangkan sebuah rezim orde baru, nah sekarang apa yang akan anda hasilkan," tanyanya kepada para peserta yang hadir. Ketiga PR yang perlu dilakukan mahsasiswa sekarang antara lain masalah kemandirian bangsa, sistem perpolitikan di Indonesia, dan juga masalah korupsi di negeri ini. (hil/sha)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung