ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
26 April 2014, 06:04

Anas: Kaki Pembangunan Indonesia Terletak di Daerah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selama belajar di Universitas Harvard, Amerika Serikat, bupati yang mendapat setidaknya 40 penghargaan ini menyadari bahwa jika kaki pembangunan Indonesia yaitu daerah sehat, maka pembangunan ke atasnya bisa berjalan dengan lancar.

Maka dari itu, selama menjadi Bupati Banyuwangi, ada beberapa prinsip yang dipegang Anas dalam memimpin. Diantaranya adalah menjaga kekayaan, kebudayaan, dan ketahanan pangan di wilayah lokal. Menurut Anas, sekarang banyak undang -undang yang tidak pro kepada rakyat dan sumber daya alamnya. "Contohnya saja UU Minerba yang hanya memberi tiga persen keuntungan pertambangan kepada daerah," ungkapnya.

Pemimpin harus memiliki kecerdikan dan sikap yang tegas dalam menanggapi hal tersebut. Maka dari itu, Anas mempersulit administrasi pertambangan luar negeri di Banyuwangi tanpa memutus kontrak kerjasama. "Kalau saya langsung memutuskan kerjasama, saya bisa dituntut sampai ke pengadilan internasional," ungkapnya.

Karena kesulitan administrasi, saham perusahaan tambang luar negeri-pun mengalami keanjlokan saham. Hal itu memicu perusahaan asing untuk melakukan diskusi ulang dengan pemerintah Banyuwangi. "Alhamdulillah sekarang Banyuwangi bisa mendapatkan sepuluh persen saham perusahaan tambang tersebut, bukan lagi tiga persen dari penghasilan perusahaan tambang," ungkapnya disambut tepuk tangan yang meriah dari peserta talkshow.

Selain sumber daya alam daerah, budaya lokal daerah juga harus dikelola dengan baik. Dengan begitu, lanjutnya, kearifan lokal bisa tetap terjaga dan tidak digeser oleh arus globalisasi. Caranya adalah dengan larangan konser musik rock dan dangdut, tetapi menambah porsi bagi acara kebudayaan. "Hal itu karena rock dan dangdut bisa bertahan sendiri tanpa bantuan pemerintah, sedangkan kebudayaan lokal harus dibantu," ungkapnya.

Yang ketiga adalah ketahanan pangan. Daripada impor buah dari negara lain, kini Banyuwangi juga telah mengekspor buah naga dan jeruk hingga ke mancanegara. "Yang terpenting sekarang adalah bagaimana cara untuk menyinergikan keputusan politik dan ekonomi demi menyelamatkan sumber daya alam Indonesia," pungkasnya. (gol)

Berita Terkait