Kepala BIBV ITS, Dr Raja Oloan Saut Gurning ST MSc mengatakan saat ini pihaknya sedang mengadakan pendataan ulang terkait aset-aset yang dimiliki ITS. termasuk beberapa aset yang dimiliki oleh pihak luar. "Aset itu kita data dan kita laporkan ke BPK (Badan Pemerikan Keuangan, red)," tuturnya.

Sejauh ini, ITS juga tengah melakukan kajian ulang terkait tanah-tanah yang dimiliki. Utamanya bagi tanah yang masih difungsikan dan bisa menambah pendapatan ITS. "Tapi sebagai pendapatan negara, bukan kerja," jelas pria yang kerap disapa Saut ini.
Menurut Saut, pembubaran beberapa penjual tersebut merupakan salah satu langkah menuju tahap itu. "Jadi bukan sengaja dibubarkan, tetapi kita tertibkan dan kita data ulang lagi," sela Saut ketika ditemui ITS Online, Kamis (17/4). Rencananya, beberapa penjual itu akan diberikan tempat yang baik sehingga lebih mudah dalam melakukan pendataan.

Pendataan tersebut merupakan salah satu cara untuk mewujudkan ITS sebagai kampus yang tertib dan rapi. Terutama dalam penataan kantin. Saat ini, hampir tiap jurusan di ITS sudah memiliki kantin masing-masing. Tentunya hal itu akan membuat pendataan menjadi lebih sulit. "Oleh karena itu, rencananya kita hanya akan menyediakan satu kantin saja untuk beberapa jurusan," tutur dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS tersebut.

Diakuinya, tak sedikit protes yang dilontarkan oleh para pedagang setelah lapaknya harus ditertibkan. Namun, Saut menjelaskan bahwa pihaknya akan tetap menyediakan tempat yang lebih baik. "Saya tahu mereka juga bekerja, tapi untuk sementara penjual kita tertibkan dulu," imbuhnya.

Saut menambahkan, pihaknya juga akan melibatkan para pedagang dalam konsep kantin sehat yang telah direncanakan bersama UPT Fasilitas Umum (Fasum) ITS. "Nanti mereka juga punya kontrak sendiri dengan ITS. Itu akan lebih jelas dibanding sebelumnya. Selain itu kontrolnya juga akan lebih mudah," katanya. (guh/man)