Oleh : Dadang ITS |
318
|
Source : -
Tepat pukul 19.30 WIB, Risma beserta rombongan dua mobilnya tiba di gedung Dinas Pendidikan Surabaya. Ia pun langsung memasuki ruang aula yang terletak di lantai tiga gedung belakang Diknas Surabaya tersebut. Tak berlangsung lama, moderator pun memberikan waktu kepadanya untuk menyampaikan pesan kepada para peserta.
Terdapat lima hal yang Ia sampaikan dalam acara tersebut. Pertama mengenai karakter pemimpin yang baik, yakni calon pemimpin yang memilik sikap berprinsip yang kuat. Sebab, menurutnya apabila tidak memiliki sifat tersebut dikhawatirkan bisa digoyang oleh pihak luar pada saat sedang melaksanakan kebijakannya. "Saya sendiri, saya akui kalau punya sifat keras kepala, kalau nggak gitu, bisa plin plan nanti," tegas Risma.
Kedua, Ia berpesan ketika menjadi seorang pemimpin dan dihadapkan pada sebuah keputusan yang penting, haruslah diperhitungkan dengan detail dampak dan konsekuensinya sebelum keputusan tersebut diambil. Sebab, seperti pengalamannya selama ini, ketika Ia membuat keputusan maka selalu punya alasan yang kuat untuk bisa dijelaskan. "Jadi kalau ada demonstrasi kita tidak akan lari," ujar alumni Arsitektur ITS ini.
Kemudian, pesan yang ketiga, yaitu menjadi seorang pemimpin haruslah berani dan bisa melakukan evaluasi terhadap kegagalan-kegagalan sebelumnya. Dengan background sarjana arsitek dan sipil, Ia pun acapkali membuat kebijakan itu dengan dasar logika. Sehingga, dengan ilmu wawasan perencanaan yang dimilikinya, Ia pun bisa mengira-ngira dampak keputusannya.
Keempat, tak lupa Ia berpesan agar bisa memiliki pola kerja yang bersistem. Pasalnya, dengan memahami sistem dan menerapkannya pada staff dan anggota di bawahnya, Risma menjamin bisa turut mendukung program yang telah disusun. "Kalau ada staff yang tidak patuh ya langsung dikeluarkan saja, komunikasi dengan baik ke bawahannya juga sangat penting," lanjut Walikota Surabaya yang menjabat sejak September 2010 itu.
Terakhir, mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya itu menuturkan seberapa penting seseorang untuk orang lain di sekitarnya, apalagi lulusan sarjana saat ini. Begitu banyak masyarakat dan saudara yang masih membutuhkan pertolongan para pemimpin dan mahasiswa hendaknya dijadikan motivasi tersendiri bagi para peserta LKMM tersebut.
Ia pun dengan tangan terbuka berjanji akan selalu mendukung program-program mahasiswa yang bertajuk kesosialan. "Sebab banyak sekali masalah sosial di luar sana yang membutuhkan bantuan kita, oleh sebab itu marilah kita hendaknya saling membantu satu sama lain," tutur Wanita yang terlahir 52 tahun silam itu.
Tak hanya memberikan komunikasi satu arah saja, Risma dengan senang hati turut menerima beberapa pertanyaan yang diutarakan oleh para peserta pelatihan. Tercatat, hampir enam pertanyaan Ia jawab dengan baik dan jelas. Para peserta pun tampak sangat senang dan antusias dalam mendengarkan tiap kata orang nomer satu di Surabaya tersebut. (akh).