ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
25 Maret 2014, 13:03

Pendidikan Profesi Insinyur dimulai Semester Gasal 2014-2015

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menyetarakan kemampuan bekerja sesuai dengan sertifikasi yang dimiliki. Itulah salah satu bahasan dari acara yang diselenggarakan oleh PII Jawa Timur dan ITS ini. ”Di sini kita membahas bagaimana caranya menambah learning outcome pada kemampuan para insinyur untuk bekerja," ujar Prof Dr Ing Ir Herman Sasongko, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, dalam sambutannya di acara tersebut.

Ir Rudianto Handoyo, ketua PII pusat, mengatakan bahwa program profesi insinyur harus dipersiapkan secara matang agar mendukung kemajuan negara. Rudi kemudian memaparkan permasalahan di Indonesia yang menjadikannya ketinggalan dari negara lainnya. Berdasarkan tajuk rencana di sebuah media cetak, Rudi memaparkan turunnya minat generasi muda akan keteknikan. ”175.000 insinyur dibutuhkan untuk membangun negeri ini dan tercatat hanya 42.000 lulusan di Indonesia setiap tahunnya,” paparnya menceritakan permasalahan besar di negara kita.

Rudi melanjutkan bahwa persiapan tersebut tidak hanya dalam masalah ranah pekerjaan. Tanggung jawab dan proses pembelajaran terus menerus juga merupakan kewajiban insinyur. "Kewajiban insinyur bukan hanya dalam pekerjaan, tetapi mengantarkan tanggung jawab transfer teknologi kepada masyarakat di bawah. Serta terus mengasah ilmunya,” tuturnya.
   
Dalam mengembangkan keinsinyuran, Rudi melanjutkan, dibutuhkan badan khusus untuk mengembangkan peran para insinyur. PII merupakan salah satu badan dalam mengurusi bidang keprofesian yang memiliki tujuan memberdayakan para lulusan mahasiswa yang akan menjadi insinyur. ”Kalau sudah lulus wajib ikut program keprofesian berkelanjutan untuk mengembangkan keinsinyuran IPTEK yang belum kita peroleh di perguruan tinggi,” jelas Rudi yang mengatakan hal ini sudah terkonsep dalam Rancangan Undang-Undang.

Senada dengan Rudi, Daniel M Rosyid PhD M RINA, mengatakan bahwa pendidikan keprofesian tersebut membawa dampak baik bagi para insinyur. Ia mencontohkan di kemajuan di Malaysia dan Singapura yang telah menerapkan ini sejak lama. ”Mobilitas kerja insinyur Indonesia akan diperluas dan dipermudah hingga tingkat ASEAN hingga Asia Pasifik,” ujar Daniel yang juga ketua PII cabang Surabaya.

Selain itu Daniel menjelaskan pula bahwa pendidikan profesi insinyur setara dengan 36 sks dengan komponen 15 sks tatap muka, enam sks tugas, dan 15 sks magang industri. Setelah itu dilanjutkan dengan Uji Kompetensi (UKI), barulah setelah lulus UKI memperoleh sertifikasi. ”Bekerja sama dengan  Perusahaan dan Mitra Industri lainnya, rencananya program ini akan terlaksana di 2014-2015,” terang Daniel. (riz/izz)

Berita Terkait