”Hal antum ta’lamu ma al-ibahah min internet?,” tanya seorang anak bersorban dengan retoris. Sontak, hadirin dan peserta lain menjawab ”na’am”. Dan ada pula yang mengatakan ”laa”. Pemandangan menarik ini menghiasi gelaran Olimpiade Sains dan Seni Pesantren (OSSPEN) 2014 CSS MoRA ITS. Orasi berbahasa arab ini menjadi berkesan karena jarang ditemui di kampus pahlawan.

Peserta yang terdiri dari siswa SMP untuk pidato Bahasa Arab dan siswa SMA untuk pidato Bahasa Inggris ini begitu bersemangat dalam berorasi. Lucunya, tak sedikit pula peserta yang lupa dengan teks pidato yang mereka hafalkan. Tepuk tangan riuh pun meramaikan isi ruangan.

Anik Fatimatuz Zahro, koordinator MFI OSSPEN mengatakan, Pidato Bahasa Arab dan Bahasa Inggris merupakan salah satu cabang lomba dalam serangkaian OSSPEN. Menurutnya, kedua cabang ini selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kompetisi dalam lingkup pesantren. ”Di pesantren kan sering ada muhadloroh (ceramah, red) yang menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Jadi kami juga menghadirkan ini,” ujarnya. Anik menambahkan, tema pidato yang dibawakan oleh peserta telah ditentukan oleh panitia sebelumnya.

Sementara itu, sistem dari perlombaannya sendiri dibagi menjadi dua tahap, yaitu penyisihan dan final. Pada babak final, nantinya akan diikuti oleh sepuluh peserta terbaik dari putra maupun putri. Kedua cabang pidato ini dipantau langsung oleh dewan juri skala Jawa Timur. ”Untuk Bahasa Arab kami datangkan dari luar ITS, untuk Bahasa Inggris dari dosen ITS sendiri dan Universitas Airlangga,” imbuh mahasiswi Jurusan Kimia ini.

Mahasiswi lulusan Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Sidoarjo ini berharap, acara seperti ini dapat menumbuhkan jiwa kesenian pada diri santri. Sehingga, selalu ada celah untuk senantiasa berlomba dalam kebaikan. Selain itu, ia menginginkan kelak acara seperti ini dapat diselenggarakan oleh internal ITS. ”Kasihan nanti jika bakat yang dimiliki para santri tidak dikembangkan,” tutupnya. (mis/ali)