Dalam Seminar Mapping Life Entrepreneurship yang bertajuk Tentukan Mimpimu Raih Tujuanmu tersebut, Heri menceritakan detail perjalanan bisnisnya. Dimulai sejak tahun 1994, ia bercerita kepada para peserta alasannya mengapa memilih jalan bisnis, jalan yang kala itu ”sepi” dan membuatnya harus mulai berjuang sendirian.
Dengan segudang pengalamannya itu, ia pun berbagi kiat dalam menjalani bisnis kepada para peserta seminar yang diselenggarakan oleh Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI), Sabtu (1/3). Di situ, Heri menyebutkan bahwa sebenarnya ada enam penyebab kegagalan yang seringkali dialami oleh orang-orang bisnis. ”Penyebab kegagalan pertama, perusak nomor satu dalam berbisnis, dan paling banyak terjadi adalah technical success,” ujar pemilik perusahaan properti nasional tersebut.
Maksud dari technical success yang dianggapnya sebagai penyebab kegagalan kelas wahid tersebut adalah ketika kita membangun bisnis berdasarkan dengan kemampuan teknis yang kita miliki. ”Misalkan, kalau kalian arsitek jangan bangun bisnis properti, nanti kalian akan tetap sibuk dengan permintaan klien untuk menggambar bangunan. Kalau misal kalian dokter, jangan bangun rumah sakit, kalian sibuk operasi pasien, lalu siapa yang ngurus bisnisnya?” selorohnya disambut tawa peserta seminar.
Penyebab selanjutnya adalah tidak memiliki mentor atau coach. Dalam menjalani bisnis seharusnya ada arahan dari orang yang lebih berpengalaman agar bisnis kita terjaga. ”Untuk konsultasi-konsultasi dalam memecahkan masalah perusahaan misalnya,” imbuhnya.
Yang ketiga adalah no business skill. Banyak orang yang mempunyai keahlian khusus, namun tidak memiliki kemampuan accounting, marketing, atau negoisasi. Mereka hanya akan tetap berjalan secara profesional, akan sulit menjalankan bisnis. Namun, kemampuan tersebut tetap bisa diasah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan bisnis. ”Tapi biasanya mahal, kalau mahasiswa bisa mulai dengan membaca majalah-majalah atau buku-buku bisnis,” saran Heri.
Penyebab-penyebab selanjutnya adalah speed and no control, terobsesi dengan produk, dan yang terakhir tidak siap berubah. Ketiganya saling berhubungan. Menurut Heri, perkembangan cepat bisnis yang kita miliki tanpa kendali yang bagus itu bisa menjerembabkan sang pebisnis hingga bangkrut. ”Karena kita kadung jatuh cinta dengan bisnis yang kita miliki itu, akhirnya terlalu terobsesi dan tidak siap berubah,” kata pria asal kota Tulungagung tersebut.
Ia mencontohkan pengalaman dari rekan bisnisnya yang dulu melambung ketika memiliki bisnis minyak tanah. Namun, karena tidak siap menghadapi perubahan saat konversi minyak tanah ke LPG, akhirnya si pemilik harus gulung tikar bahkan dengan hutang yang terus membengkak. ”Itulah sebabnya, dalam membangun bisnis, kita harus memperhitungkan sejak awal kapan bisnis itu akan kita tutup,” tekannya.
Hal tersebut pula yang dulu pernah dialaminya selama menjadi mahasiswa. Terlalu fanatik dan menganggap bisnis yang sedang ditekuninya adalah bisnis terbaik. Namun, karena banyaknya kegagalan itu akhirnya Heri lebih siap ketika dihadapkan dengan kegagalan yang lebih besar. ”Makanya, saran saya. Silakan mulai berbisnis dari sekarang. Do it now! Mumpung jadi mahasiswa kalau rugi nggak bawa-bawa orang lain. Kan belum punya anak istri,” cetusnya sembari bercanda.
Seminar yang membahas seluk beluk dunia bisnis bersama ahlinya ini pun tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa ITS. Ada pula yang dari luar ITS, salah satunya Fifit Natalia. Mahasiswi dari Universitas Airlangga (UA) tersebut mengaku tertarik untuk mengikuti seminar-seminar entrepreneurship semacam ini. ”Saya kan juga sedang merintis bisnis, seminar dari Pak Heri kali ini sangat menstimulus semangat saya, banyak hal yang saya baru tahu sekarang. Jadi makin semangat untuk terus berbisnis,” katanya ramah. (oly/sha)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan