ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
24 Februari 2014, 22:02

Masyarakat Butuh Belajar, Bukan Bersekolah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seminar tersebut mendatangkan salah satu pakar pendidikan Prof Daniel M Rosyid PhD MRINA. Dalam hal ini, ia menyampaikan sebuah materi yang bertajuk Quality Human Resource. Menurutnya, yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah belajar, bukan bersekolah.

Dikatakan Daniel, pendidikan di Indonesia sangat bergantung pada kurikulum yang menjadikan proses belajar mengajar menjadi lebih kaku. Prestasi belajar maksimal harus melalui aturan dan intruksi yang sudah ditetapkan oleh yang berwenang. "Ini akan membuat seseorang tidak bisa berpikir dan berkarya dengan leluasa," ungkap dosen Jurusan Teknik Kelautan ITS tersebut.

Menurutnya, kurikulum nasional masih bersifat outside in. Artinya, pelajar di Indonesia adalah pelajar-pelajar yang disiapkan untuk menjadi pegawai atau tukang, bukan menjadi pemimpin. "Seharusnya yang tepat itu inside out, bukan outside in," imbuhnya. Dengan metode inside out, setiap siswa akan mengerti bakat dan kemampuannya masing-masing. Karena setiap orang punya bakat yang berbeda-beda.

Saat ini, kurikulum di Indonesia telah mengakibatkan spektrum keterampilan  masyarakat menjadi sangat sedikit. Apalagi di kalangan mahasiswa. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) menjadi hal yang utama yang ingin dicapai. "Padahal keterampilan itu adalah yang lebih penting, bukan IP," jelasnya.

Di sisi lain, Daniel mengatakan, kelas merupakan tempat belajar yang paling buruk bagi para pelajar. Terutama bagi anak Sekolah Dasar (SD). Pasalnya, seseorang akan mudah belajar jika ia berada di luar ruangan. Otak jauh bisa bekerja jika berada di ruang terbuka. "Di luar sana, kita bisa belajar banyak hal," katanya.

Ia pun mengatakan bahwa bekerja adalah cara belajar yang paling baik. Karena dengan bekerja akan terbentuk sebuah karakter yang tidak terikat oleh kurikulum. "Jika kita tidak bisa melakukan pekerjaan itu, minimal kita akan melihatnya. Dan di situlah kita belajar," jelas Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan tersebut.

Bekerja dan berkarya adalah sistem belajar yang paling baik. Pasalnya dalam berkarya tidak ada lagi intimidasi yang berakibat pada jebloknya nilai. Seseorang bisa belajar di mana saja, tak harus mendengar guru yang sedang mengajar di dalam kelas. "Jadi, yang penting diberikan adalah kesempatan belajar, bukan bersekolah," tutupnya. (guh/izz)

Berita Terkait