Dialog yang dihelat di gedung SCC lt 3 tersebut berhasil mendatangkan Dr Ugi Suharto, salah satu Assistant Professor Collage of Bahrain. Dalam materinya, Ugi menjelaskan bahwa perjuangan dalam dakwah adalah suatu proses yang panjang dan berkelanjutan. Sehingga setiap umat akan dihadapkan dengan ujian yang bermacam macam. Dalam kehidupan dunia pasca kampus misalnya, akan ada berbagai ujian seperti pekerjaan, keluarga dan lingkungan yang baru.
Menurutnya, ketiga hal tersebut akan memberikan suatu titk balik yang menguji iman seorang muslim. Sehingga sangat diperlukan bagi aktivis dakwah kampus untuk memiliki sifat istiqomah. Sifat istiqomah memang bukan hal yang bisa didapatkan secara instan, akan tetapi sifat itu dapat dibentuk mulai dari sekarang. ”Apalagi dengan lingkungan kampus yang mendukung seperti ini,” ungkap salah satu pendiri INSITS tersebut.
Ugi juga menjelaskan bahwa penting bagi mahasiswa untuk memiliki dasar ilmu agama yang kuat. Sebab ilmu agama merupakan suatu ilmu yang wajib dipahami oleh setiap muslim. ”Sehingga mahasiswa tidak akan dikelirukan dengan ilmu-ilmu keliru yang mereka pelajari,” tegasnya.
Sementara itu yang ketiga adalah kesehatan. Penting bagi mahasiswa untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap sehat. Ia berpesan agar mahasiswa tidak terlalu berlebihan dalam melakukan suatu hal. Sebab, dalam islam sendiri menganjurkan untuk melakukan sesuatu dengan tawazun alias seimbang. ”Dan yang paling penting, kita wajib memberikan hak terhadap tubuh kita untuk beristirahat,” jelas Ugi.
Menyikapi perbedaan dalam Islam
Dalam sesi tanya jawab, Faris, salah seorang peserta bertanya tentang cara menyikapi perbedaan dalam Islam. Ia menjelaskan bahwa banyak oknum yang mengatakan bahwa Islam tidaklah satu alias terdiri dari beberapa golongan. ”Bagaimanakah sikap yang benar bagi kita sebagai seorang muslim untuk menyikapinya?” tanyanya.
Menanggapi hal tersebut, Ugi berkisah bahwa pernah ia menemukan sebuah buku yang berjudul ISLAMS. Kala itu ia bertanya-tanya, dengan imbuhan ‘s’ di akhir kata itu, lantas apakah Islam adalah suatu agama yang jamak? Ia pun menjawab, tidak. Sebab, sesungguhnya Islam itu satu, bukanlah bermacam-macam.
Islam itu satu kiblat, satu kitab dan satu jumlah salat. Menurutnya, sesuatu yang umat Islam sepakati lebih banyak dari sesuatu yang mereka perselisihkan. Ibarat sebuah pohon, perbedaan tersebut ranting yang banyak jumlahnya serta memiliki ukuran yang berbeda. ”Tetapi tetap saja, ranting-ranting tersebut masih dalam satu batang pohon, yaitu Islam,” tegas Ugi. (ao/fin)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung