ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
19 Desember 2013, 05:12

Kondisi Terkini Indonesia, Bagai Efek Bola Salju

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dari hasil riset, 99% pengguna kendaraan motor pernah mengalami kecelakaan. Salah satu yang disinyalir menjadi penyebabnya adalah masyarakat terlalu dimanjakan dengan bantuan teknologi. Akibatnya, banyak orang yang berbondong-bondong meramaikan produk impor. Lantas, Ir Hera Widyatuti memberikan usul agar mahasiswa membuat produk yang mengiringi produk impor tersebut.

Hera menjelaskan tingginya angka kemacetan dan tingkat kecelakaan di Indonesia. Ia pun selaku Ketua Pusat Studi Transportasi dan Logistik mengungkapkan kekecewaannya terhadap hal tersebut.

Selain itu, ia juga mengungkapkan, hal tersebut terjadi seiring dengan pertumbuhan produksi sepeda motor yang semakin pesat. Hal ini menyebabkan masalah ini sulit menemukan solusi. "Solusi yang mungkin bisa ditawarkan oleh mahasiswa adalah pengembangan pakaian pengaman untuk pengendara," tuturnya.

Hal tersebut diamini oleh Dr M Nur Yuniarto ST. Ia menambahkan, produksi kendaraan bermotor di Indonesia kini didominasi oleh Jepang. Keadaan ini menyebabkan Indonesia sulit menciptakan pembaruan, seperti produksi mobil listrik.

"Kebijakan yang berhubungan dengan jalan raya pasti akan dipantau oleh Jepang sehingga Indonesia masih belum bisa mandiri dalam menerapkan kebijakan," ungkap dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini. Menurutnya, keterbatasan dalam menentukan kebijakan inilah yang membuat produksi mobil listrik di Indonesia menjadi terhambat.

Efek Bola Salju
Masalah di atas ternyata mempunyai efek bola salju. Pengguna kendaraan bermotor yang semakin banyak, ternyata sangat berpengaruh terhadap pemasokan energi di Indonesia. Hal ini dibahas lebih lanjut oleh Dr Ir Prabowo MEng. Ia menilai masyarakat Indonesia terlalu bergantung pada bahan bakar minyak.

Dari penuturannya, diketahui saat ini ITS sudah melaksanakan riset yang lebih mengarah ke arah energi terbarukan. "Contoh energi terbarukan itu pohon jarak yang diubah menjadi biosolar," tutur Ketua Pusat Studi Energi ini.

Meski demikian, ia menyayangkan masih berlakunya subsidi di Indonesia. Menurutnya, subsidi di Indonesia bisa menyebabkan para petani tidak tertarik untuk berinvestasi di bidang biosolar ini.

Penanganan Bencana Masih Kurang

Selain di bidang transportasi dan energi, dalam diskusi terbuka ini juga dibahas mengenai mitigasi bencana yang kurang maksimal di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Amien selaku Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim.

Menurutnya, masyarakat Indonesia kini masih menganggap bahwa bencana adalah musibah yang tidak dapat dicegah. "Kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh bencana ini terus berulang karena tidak adanya pencegahan," tutur dosen Jurusan Teknik Geofisika ini.

Ia membuktikan hal tersebut dengan sedikitnya jumlah wilayah di Indonesia yang telah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Jika ini masih berlanjut, permasalahan bencana di Indonesia tidak akan pernah selesai," tuturnya.

Di akhir, Amien berharap bahwa ke depannya mahasiswa di ITS mampu bertindak aktif dalam pencegahan bencana di Indonesia. Karena pencegahan bencana di Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat sekitar. "Contoh tindakan yang bisa dilakukan mahasiswa adalah dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat," ujarnya. (pus/nir)

Berita Terkait