ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
05 Desember 2013, 20:12

Tularkan Semangat Indonesia Mendunia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pertamina yakin Indonesia mendunia dalam beberapa tahun mendatang. Menurutnya, Indonesia pernah mengalami zaman keemasan kerajaan Sriwijaya dan beberapa kerajaan di nusantara. ”Dulu Indonesia pernah menjadi negara yang besar,” ungkap alumnus Fakultas Teknologi Perkapalan ini.

Kemudian, pada abad ke-14 Masehi terjadi keruntuhan kerajaan Majapahit dan beberapa kerajaan kecil di nusantara. Di abad ke-21 Masehi hingga beberapa abad ke depan, Indonesia akan kembali berjaya. Indonesia akan memimpin Emerging Market karena banyaknya angka penduduk dalam usia produktif.

Sayangnya, ada beberapa paradoks tentang Indonesia yang saat ini kerap dipercayai masyarakat. Hal ini berimplikasi pada keoptimisan Indonesia. ”Padahal, Indonesia saat ini dapat menjadi radar baru investasi dunia,” ungkapnya.

Bahkan di tahun 2030, menurut McKinsey, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara besar ketujuh di dunia. Dalam rangka mewujudkan impian itu, Pertamina saat ini sedang menggalakkan program pengalihan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan beralih ke Bahan Bakar Gas (BBG). ”Sekarang kami sedang menjadi pendorong pembangunan infrastruktur BBG di Indonesia,” tuturnya.

Sebab, bagaimanapun minyak di dalam bumi telah menipis. Masyarakat harus berusaha mengurangi kebutuhan BBM dengan BBG. Bahkan Perusahaan Listrik Nasional (PLN) pun akan mengganti pembangkit listriknya dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). ”Yang pertama kami bangun yakni fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di Muara Karang dan Tanjung Priok,” jelasnya.

FSRU yakni sebuah storage yang terdapat di tepi pantai, yang berfungsi untuk mengubah gas yang sebelumnya dicairkan, menjadi bentuk gas kembali. Kemudian, gas tersebut akan disalurkan ke daratan. Tammy pun menjelaskan bahwa dengan mengganti BBM dengan BBG maka dapat menghemat banyak pengeluaran Indonesia.

Hal tersebut dilihat dari selisih harga biaya pemakaian bahan bakar minyak dan gas hasil regasifikasi LNG untuk harga rata-rata minyak mentah 100 USD per barrel.  {otensi penghematan yang diperoleh per 15 Nopember yakni penghematan dapat mencapai angka Rp 5 trilliun. Bahkan angka ini belum termasuk pemakaian gas hasil regasifikasi LNG sebanyak 2 kargo tambahan yang berasal dari LNG lain. ”Penghematan tahun 2013 lebih besar dibandingkan tahun 2012 sebanyak Rp 3,1 trilliun,” jelasnya. (fin/ran)

Berita Terkait