Dikatakan Bahrul, istilah HAM muncul setelah terjadi revolusi di Inggris dan Perancis. Sayangnya, konsep HAM yang diterapkan saat ini tidak sesuai dengan ajaranIslam. "Misal dalam soal hak waris. Mulai muncul pendapat bahwa aturan waris dalam Islam tidak adil,” sebutnya.
HAM sekarang bahkan mengusulkan supaya hak waris untuk laki-laki dan perempuan itu sama. Padahal, Alquran telah mengatur konsep waris. Karena itu, ia menyarankan bahwa pemahaman terhadap HAM yang demikian sudah sepatutnya ditolak.
Menurut Bahrul, aturan Alquran sudah mutlak yang ditujukan untuk penjagaan manusia dalam lima hal. Di antaranya, penjaaan terhadap agama, penjagaan terhadap jiwa, penjagaan pada harta, penjagaan pada akal dan penjagaan pada keturunan.
Meski begitu, tidak selamanya seorang muslim itu harus menolak HAM. Tetapi juga harus selektif dalam menerima dari HAM ini. "Ada hal yang memang itu sifatnya umum dan sudah diketahui semua manusia, kita harus menolak terhadap HAM bila sudah bertentangan dengan Alquran dan Sunah," simpulnya di akhir acara. (m1/ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan