Dalam pelaksanaan hari pertama, Dr Ir Hidayat Soegihardjo Masiran
MS, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) menyatakan bahwa lewat jurusan Desain Produk Industri dan Desain Interior, ITS bisa turut bersaing di bidang industri kreatif. "Salah satunya lewat gelaran ICCI 2013 ini,” terangnya.
Sementara itu, Muhammad Tazwin SE, yang datang mewakili Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT menyatakan bahwa Pemkot Surabaya sangat mendukung dan berbangga kepada para pemuda yang kreatif. Sebab, hal itu akan semakin membantu program pemkot dalam meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Surabaya.
ICCI 2013 ini juga dipandang sebagai satu langkah awal untuk menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015. ”Kami harap dalam forum dan diskusi ini, mereka semua bisa mengasah kualitas skill-nya sehingga bisa turut meningkatkan potensi UKM di Surabaya," jelas Tazwin.
Senada dengan Tazwin, Kepala Badan Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia, Prof Dr Ir I Gede Pitana MSc mengakui ekonomi kreatif sedang berkembang luas. Oleh sebab itu, pemerintah akan berupaya untuk lebih memfokuskan ke beberapa sektor yang akan menjadi andalan Indonesia.
Ada empat sektor yang dimaksud Pitana, yaitu industri film dan videografi, industri craft dan desain produk, industri fashion dan garment, serta industri performing dan culinary art. Ia berkeyakinan jika di sektor culinary art akan bisa tumbuh berkembang pesat. "Hal ini memang cocok dengan kondisi kita lantaran banyak macam jenis makanan di Indonesia," jelasnya.
Meskipun begitu, pria kelahiran 53 tahun silam tersebut tidak menampik jika di sektor desain produk Indonesia masih terbilang lemah. Sebab, untuk sektor tersebut sangat dibutuhkan pikiran sangat kreatif tinggi. "Jika kita bisa menguasai sektor industri desain produk maka bisa dipastikan salah satu kunci sukses ekonomi kreatif bisa kita genggam," imbuhnya. (akh/ran)