Kesempatan untuk berpromosi itu langsung digunakan dengan baik oleh Jurusan Teknik Elektro. Hal itu terbukti selama acara yang digelar di salah satu pusat perbelanjaan di kota Surabaya ini berlangsung, jurusan tersebut langsung memboyong mahakarya mahasiswa terbaiknya untuk ditata dan diperkenalkan di stan berukuran 3 x 3 meter itu.
Irfan Fachrudin, ketua penanggung jawab stan ITS menjelaskan jika pihaknya membawa enam karya terbaik mahasiswa Jurusan Teknik Elektro. Keenam karya tersebut diantaranya smart lamp, power factor correction, floating clinic with solar cell, eco aerator, pembangkit listrik tenaga perbedaan suhu, dan vertical helix wind turbin. "Kita memang bawakan karya prototipnya dan tak lupa menunjukkan cara kerjanya," jelas mahasiswa yang akrab disapa Irfan ini.
Dari situ, terlihat stan ITS dapat memikat daya tarik para pengunjung pameran industri tersebut. Mulai dari investor industri, pengusaha, hingga Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman. "Nah, Pak Jarman sendiri tadi tertarik ingin tahu cara kerja dari alat pembangkit listrik tenaga perbedaan suhu (PLTPS) dan vertical helix wind turbin, katanya inovatif dan perlu dikembangkan lagi," ujar mahasiswa angkatan 2012 ini.
Seperti diketahui, cara kerja dari alat temuan kelompok pekan kreatifitas mahasiswa (PKM) miliknya ini terbuat dari material logam bimetal termokopel. Logam yang biasa dipakai untuk material mesin penghangat dan pendingin air (dispenser) ini dirubah model kerjanya oleh Irfan dkk. Dari yang semula menyedot listrik untuk memanas-dinginkan air, kali ini mengubah panas dan dingin tersebut menjadi sumber listriknya. "Sementara prototipnya ini pakai lilin kemudian dibungkus logam tadi, dan bisa menghasilkan listrik sebanyak lima volt," jelas Irfan.
Berbeda dengan PLTS, vertical helix wind turbin memiliki perbedaan dalam sistem kerjanya. Meskipun pada prinsipnya sama-sama bertujuan untuk menghasilkan listrik, tetapi vertical helix wind turbin menggunakan sistem kerja kincir angin yang menangkap angin dari segala arah. Kincir anginnya pun dipasang mengarah ke atas dan melengkung. "Kincir anginnya nanti disambungkan ke turbin yang ada di bawahnya, listriknya ini pun akan menghasilkan daya listrik sampai beberapa kilo watt," tambah Irfan.
Lebih jauh, perwakilan ITS lain yang turut memeriahkan ajang pameran kelistrikan Indonesia tersebut adalah beberapa Dosen Teknik Elektro. Mereka pun berkesempatan mengisi materi seminar pada hari itu juga. "Tadi ada Pak Dedet Candro dan Pak Remi Seto yang mengisi materi tentang sumber energi terbarukan," pungkas mahasiswa asal Surabaya ini. (akh)