ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
20 Oktober 2013, 16:10

Wayang Kulit, Bentuk Pendekatan kepada Masyarakat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang dimulai sekitar pukul 21.00 ini menyuguhkan pementasan yang atraktif sejak awal. Alunan gamelan dan sound system ikut mewarnai sepanjang pementasan. Dr Ir Mas Agus Mardyanto MEng, ketua pelaksana Dies Natalis ITS 53 mengungkapkan bahwa kesenian ini dipilih karena wayang merupakan salah satu dari warisan budaya Indonesia.

Tidak hanya sebagai warisan budaya, wayang juga dipilih sebagai bentuk pendekatan sivitas kampus kepada masyarakat. Menurutnya, masyarakat Surabaya banyak yang menyukai wayang kulit. Dengan pagelaran ini, seluruh elemen kampus bisa berkumpul dengan masyarakat. ”Mereka rela datang dari jauh untuk menontonnya lho mas,” ucap mantan Ketua Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini. Agus mengaku dari tim pelaksana juga berkeinginan mendekatkan diri kepada masyarakat. 

Bertepatan dengan momen Dies Natalis ITS, judul yang dipilih adalah Lahirnya Parikesit. Menurutnya, cerita ini tepat menggambarkan kelahiran kampus perjuangan ini. ”Parikesit itu anaknya Abimayu. Sedangkan Abimayu itu anaknya Arjuna. Arjuna kan seorang pahlawan. Jadi, Parikesit itu menandai kelahiran ITS,” tutur Wakil Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS ini.

Acara ini pun mendapat perhatian yang luar biasa dari masyarakat. Terbukti semakin larut malam semakin banyak masyarakat yang berdatangan. Selain masyarakat, komunitas budaya pun juga ikut hadir. Tidak ketinggalan juga, penjaja makanan ikut meramaikan pagelaran kesenian tersebut.

Tidak Hanya Orang Lokal
Abby, mahasiswi short course program Darmasiswa ITS juga ikut menyaksikan wayang kulit.Ia mengaku sangat senang bisa menyaksikan langsung pementasan wayang kulit. Berbagai komponen wayang kulit seperti dayang, lakon, dan kisah Arjuna juga diketahui olehnya.

Mahasiswi Inggris ini telah lama mengenal wayang kulit. Ia mengaku sebelumnya sudah mengambil kursus budaya Indonesia di Inggris untuk belajar wayang kulit. "Namun, saya hanya mengenal wayang melalui soal tanya-jawab saja,” ungkapnya. Sedangkan untuk praktik langsung, ia belajar melalui mahasiswa Indonesia yang belajar di Inggris. (nul/ran)

Berita Terkait