ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
24 September 2013, 16:09

Kupas Industri Kreatif Jatim Lewat Seminar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selama tiga hari sejak selasa, (24/9) seminar tersebut menghadirkan beberapa pakar industri kreatif. Mulai dari seorang desainer, arsitek, animator, ahli game juga ahli mode dan fashion. Tak ketinggalan pula, Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan Iptek (EKMDI) Kemenparekraf, Harry Waluyo membuka acara seminar tersebut dengan beberapa sambutan penting.

Diakui oleh Harry Waluyo bahwa industri kreatif berarti industri yang bersumber dari kreativitas, keahlian dan bakat individu yang potensial. Tujuannya untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan kerja melalui eksploitasi sumber daya alam di wilayah tersebut. 
Peran industri kreatif ternyata lambat laun turut membuat dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tercatat pada tahun 2012, industri ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 11,79 juta jiwa dan bisa menyumbang penghasilan produk domestik bruto (PDB) negara sebanyak 573,89 miliyar rupiah bagi negara Indonesia.
Kemudian, khusus untuk wilayah Jatim, ia melihat banyak potensi industri kreatif yang bisa berkembang. "Untuk di Jawa Timur, nanti coba digali lebih dalam lagi, apakah nanti akan menjadi kota industri kreatif berbasis desain atau yang lain" jelas Harry.
Menurut Harry, apabila memang ingin menjadikan Surabaya sebagai kota industri kreatif berbasis desain, maka harus dimulai dari cerminan lansekap tata kotanya. "Ada ikon apa saja, seberapa profesional dalam mengadakan pameran-pameran dan mempunyai suatu ciri khusus dalam bidang desain," ujar Harry.
Menanggapi hal tersebut, salah satu perwakilan dari Pemerintah Jatim mengungkapkan, semua industri kreatif telah ada dan lengkap di Jatim. Mereka semua sudah tergabung dalam beberapa kelompok industri kreatif, sebut saja industri batik dan tempat-tempat pariwisata. "Karena itu, seminar ini rencananya akan kami pakai untuk wadah tempat cangkruan dan diskusi para pelaku ekonomi yang tidak biasa ini " ungkap Harianto. (akh/ran)

Berita Terkait