Pasca terbakarnya EC 1.0 ITS, tim mobil listrik ITS tidak berhenti melakukan pengembangan riset. Tidak disangka, tekad mereka disambut baik ITS dan Menteri Pendidikan, Ir M Nuh DEA. Bahkan tim ditantang membuat mobil listrik dengan teknologi serupa dalam waktu empat bulan. ”Tepatnya, sebelum tanggal 20 September ini,” ungkap Ir Nur Yuniarto, koordinator tim EC ITS.
Mobil bergaya city car ini menghabiskan dana yang cukup murah. Harga risetnya hanya Rp 400 juta. Jika dibandingkan dengan harga pembuatan massal tentu akan jauh sekali. ”Harga Rp 400 juta ini hanya untuk material yang kami gunakan saja untuk membuat satu EC ITS,” jelas Nur.
Berbeda dengan EC ITS sebelumnya, mobil generasi kedua ini lebih elegan. Body-nya lebih tinggi empat sentimeter dibanding EC 1.0. Sedangkan berat total mobil mencapai 1500 kg. Bedanya, berat baterai yang digunakan EC ITS generasi kedua ini dibagi menjadi beberapa bagian penempatan. ”Kami meletakkannya dibawah jok mobil. Ditata sedemikian rupa sehingga tidak menghabiskan space yang besar,” jelas dosen Jurusan Teknik Mesin ini.
Mesin motor yang digunakan EC ini bertenaga 60 kW. Dengan satu kali pengisian baterai menggunakan fast charging selama setengah jam, mobil ini dapat berjalan dengan kecepatan 150 km/jam. Sementara untuk pengisian baterai menggunakan listrik dengan tegangan 5 Ampere/220 Volt, dibutuhkan waktu delapan hingga sepuluh jam. Namun, hingga saat ini belum pernah dilakukan test drive secara resmi. ”Hanya mencoba-coba keliling kampus saja,” ungkap Nur.
Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA mengatakan bahwa mobil EC ITS menjadi sebuah pembuktian kepada khalayak umum bahwa anak bangsa juga memiliki kemampuan. Riset EC ITS ini diharapkan dapat membuat triple helix perguruan tinggi (PT), Pemerintah dan Industri dapat bersinergi. ”EC ITS ini adalah contoh proyek PT yang di support oleh pemerintah,” paparnya.
Yogi berharap dengan banyaknya inovasi yang dibuat oleh mahasiswa, nanti semua komponen untuk membuat mobil dapat dibuat di Indonesia. Sebab, menurut Tri Yogi, pada dasarnya pasar Indonesia sangat luas. Hanya bergantung pada perusahaan mana yang memegang kekuasaan.
Rencananya, akan dibuat dua mobil baru dengan tenaga listrik untuk transportasi dalam kampus. Dengan banyaknya inovasi, Tri Yogi yakin bangsa Indonesia punya kemampuan dalam bidang teknologi. ”Kami akan terus mengembangkan inovasi ini, syukur-syukur jika nanti ada industri yang tertarik untuk bekerja sama,” pungkasnya. (fin/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung