Gas CO sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain dapat
menyempitkan pembuluh darah sehingga membuat sirkulasi darah tidak
lancar, ia juga mengikat hemoglobin yang akan mengganggu sistem
pernafasan manusia. Namun, bersama Agung Budi Handoko dan Tri Satya Putra Yudha kemudian berupaya memberikan solusi dengan alat yang dibuat melalui karya PKM-KC ini.
Blower yang digunakan untuk menetralisir gas karbon monoksida (CO) yang terkandung dalam asap rokok ini menggunakan Corona Discharge. Ide corona discharge ini muncul akibat adanya lecutan listrik yang terjadi di Sumber Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet). ”Untuk itu kami terinspirasi untuk membuat dengan energi yang lebih kecil untuk mengionisasi udara dan menetralisir gas CO,” jelas Yudha.
Melalui sedikitnya 15 kali uji coba alat, Agung dkk pada akhirnya menemukan alat yang paling efisien untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dilengkapi dengan sensor, blower ini hanya akan berfungsi ketika mendeteksi adanya manusia yang memasuki smooking area. ”Jika tidak ada manusia, blower akan otomatis off sehingga tidak boros energi,” lanjut mahasiswa D3 Teknik Elektro ini.
Sensor yang digunakan dapat mendeteksi dua indikator, pertama adalah sinar infrared yang dipancarkan tubuh manusia, yang kedua suhu tubuh manusia itu sendiri. Ketika blower sudah on, asap rokok yang dihasilkan akan diserap oleh blower, ion-ion negatif atau kotoran dari asap rokok tersebut akan mengendap di elektroda negatif dalam blower, sedangkan ion positif akan dikeluarkan sebagai udara bersih.
Otomatis, baik udara yang terdapat di smooking area atau yang dikeluarkan menjadi bersih dan tidak berbahaya untuk pernafasan. Tentu saja langkah ini turut pula mengurangi jumlah perokok pasif yang ada di Indonesia. ”Mereka yang ada di luar smooking area tak perlu lagi khawatir akan menghisap asap rook dari para perokok aktif yang ada di smooking area, perokok aktif di dalam smooking area pun tidak akan terganggu lagi dengan asap yang ia keluarkan,” paparnya.
Setelah melakukan uji coba, terbukti adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah alat tersebut digunakan. Dengan mengukur kadar gas CO, diketahui bahwa setelah menggunakan blower yang dibuatnya kadar CO menjadi 0%. ”Alat seperti ini saya rasa sangat cocok untuk sarana umum seperti rumah sakit,” ujar salah satu pekerja rumah sakit yang merupakan perokok aktif. (oly/izz)
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi
Surabaya, ITS News — Mewujudkan sinergi dengan pemerintah daerah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyambut positif program Bantuan Biaya