Suasana malam yang berbeda nampak di kawasan Masjid Manarul Ilmi ITS. Sekumpulan orang dengan berpakaian baju muslim rapi tengah asing bernyanyi dan memainkan alat musik di serambi timur masjid kebanggaan arek ITS tersebut. Uniknya, musik yang dimainkan bukanlah musik-musik biasa, melainkan sekumpulan musik patrol.

Alat-alat musik yang dibawa sangat sederhana, bahkan bisa dibilang cukup unik. Kebanyakan dari mereka juga datang dengan membawa alat-alat bekas. Di antaranya ada yang membawa rebana, galon, kentongan, bahkan ada juga yang membawa botol-botol bekas.

Ahmad Adam Yulian, ketua panitia RDK 34 mengatakan, lomba patrol baru pertama kali digelar. Hal itu dilatarbelakangi lantaran hampir memudarnya kebudayaan patrol di kalangan masyarakat. "Lewat acara ini kita mencoba mengingatkan masyarakat bahwa  ini adalah budaya kita,” ujarnya. Budaya patrol sendiri dulunya memang rutin dilakukan oleh masyarakat, terutama saat memasuki bulan Ramadan seperti saat ini.

Peserta lomba tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswaa saja, melainkan juga bagi masyarakat umum di sekitar kampus ITS. Seperti dari kawasan Keputih dan Kejawan. "Kita ajak masyarakat untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan," tutur Ivan Narendra, penanggung jawab kegiatan.

Tak cukup pada perlombaan saja, pada dini hari, panitia beserta peserta mengadakan patrol yang sesungguhnya. Mereka berjalan bersama-sama menyusuri daerah Gebang dengan membawa obor beserta alat-alat patrolnya. Suasana malam yang semula sunyi kini menjadi sangat meriah dengan alunan musik patrol yang ditabuhkan secara bersamaan.

Masyarakat sekitar nampak terhibur dengan ulah peserta lomba patrol ini. Tak jarang dari mereka yang sengaja keluar rumah untuk sekedar melihat aksi mereka. "Ini unik dan sangat bagus," ujar salah satu warga.

Perjalanan patrol tersebut diakhiri di Masjid Manarul Ilmi. Dalam lomba tersebut, tim Al Mustofa dari Kejawan keluar sebagai juara. Disusul Nurul Iman dari Keputih di posisi kedua, dan Cinta Rebana ITS menempati posisi tiga. (guh/fi)