Ya, kompetisi ini bukan hanya untuk mahasiswa. Festival Internacional de Musica de Cantonigros sangat prestisius dan dihelat untuk umum dari seluruh penjuru dunia. Tim PSM ITS menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dalam ajang tersebut.
Padahal, tahun-tahun sebelumnya kompetisi ini marak oleh para kontingen Indonesia. Seperti PSM Institut Teknologi Bandung (ITB), PSM Universitas Padjajaran (Unpad), Gracioso Sonora Singers, dan Infinito Singers. Namun, tahun ini tidak ada universitas maupun sekolah musik Indonesia yang mengirimkan delegasinya ke sana. ”Pesertanya horor-horor, benar-benar paduan suara profesional,” ungkap Virtus Gita Anggara, Ketua ITS Student Choir alias PSM ITS.
Hal tersebut dibenarkan pula oleh pembimbing PSM ITS, Dr Ing Ir Bambang Soemardiono. Menurut Bambang, kompetisi ini jauh lebih berat dari yang pernah diikuti oleh PSM ITS tahun sebelumnya. Yakni Busan Choral Festival (BCF) 2010 di Korea Selatan dan Rimini International Choral Competition 2011 di Italia. ”Lawannya jauh lebih tangguh dan berbahaya. Suaranya bagus, dan intonasinya pun tepat sekali,” tandasnya.
Terdapat lima kategori dalam kompetisi ini. Namun tim PSM ITS hanya mengikuti dua kategori saja. Kategori pertama yang mereka ikuti adalah Mixed Choir. Dalam kategori ini, mereka menyanyikan lagu-lagu klasik. Terdapat lagu wajib Veni, O Nata Lux yang berbahasa Latin diaransemen dengan nuansa musik Korea. Sementara lagu tambahan yang mereka bawakan mencakup lagu berbahasa Jerman, Jadglied, dan Conversion of Saul.
Kategori kedua yang mereka ikuti adalah Folk Music, atau kategori lagu-lagu tradisional. Lagu Ugo-Ugo dan Seblang Subuh dari daerah Banyuwangi menjadi andalan. Di samping itu mereka juga menyanyikan lagu Wor dari Papua.
”Tim kita (PSM ITS, red) mempunyai suara yang sangat kuat dan kompak, serta dinamika dan harmoni yang bagus,” jelas Bambang. Penampilan mereka disempurnakan dengan memakai kostum tradisional yang meriah dari berbagai daerah. Alhasil, mereka pun menutup kompetisi dengan juara ketiga di kategori tersebut.
Meski begitu, kompetisi yang ketat dirasakan oleh keseluruhan tim. PSM ITS hanya terpaut 0,2 poin dari Venezuela dalam kategori Mixed Choir. Hal ini menyebabkan mereka hanya mampu menduduki posisi kelima. Menurut pelatih Budi Susanto Johanes, tim PSM ITS masih perlu menguatkan intonasi suara atau ketepatan nada mereka.
Latihan intensif khusus untuk kompetisi ini telah berjalan sejak bulan Februari lalu. Selama kompetisi, puasa Ramadhan maupun iklim Spanyol yang cenderung berubah-ubah tidak menjadi kendala. Kini, tim PSM ITS akan bertolak ke Torrevieja, masih di negara Spanyol, untuk mengikuti Festival Habanera. ”Di sana nanti akan bertemu dengan PSM Universitas Padjadjaran, semoga ITS diberikan yang terbaik,” ujar Bambang sembari berdoa. (fin/lis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung