Ia mengatakan, block out tersebut diakibatkan oleh fenomena voltage collapse. Pada beberapa dekade terakhir, fenomena voltage collapse di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi listrik. Sebaliknya, peningkatan pembangkit listrik dan pengembangan jaringan transmisi tidak sebanding dengan peningkatan konsumsi.
Melalui disertasinya, Gunadin menawarkan riset terbaru untuk mengatasi masalah tersebut. Riset tersebut berjudul Penentuan Steady State Stability Limit berbasis Extreme Learning Machine (ELM). ”Metode ini memiliki keunggulan dibandingkan dua metode sebelumnya, yaitu Load Flow dan Continuation Power Flow (CPF),” tutur staf pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin ini.
Pria kelahiran Palopo ini menjelaskan, kedua metode konvensional ini mempunyai kelemahan karena memasukan nilai internal reaktansi generator pada pemodelan dan analisis. Selain itu, kelemahan lain adalah dalam hal komputasi. Hal ini diakibatkan kedua metode tersebut menggunakan proses looping iterasi yang membutuhkan waktu komputasi lebih lama. Sehingga, metode tersebut tidak cocok digunakan untuk monitoring sistem secara real time.
Salah satu metode yang tepat adalah Rei-Dimo. Akan tetapi, metode ini belum memperhitungkan pengaruh load characteristic, tap changer, dan current limiter. Pada riset kali ini, ketiga parameter tersebut diperhitungkan.
”Saya menggunakan Neural Network (NN) dan Extreme Learning Machine (ELM) untuk mempercepat proses komputasi,” ucap pria kelahiran 18 Nopember 1973 ini. Sehingga, penerapan penentuan indeks steady state stability pada kondisi real time monitoring dapat teralisasi dengan mudah.
Dengan metode ELM ini diperoleh hasil estimasi yang memiliki tingkat error lebih rendah. Sehingga, metode ELM dapat digunakan secara akurat untuk analisa steady state stability. ”Harapannya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat mengimplementasikan riset ini,” pungkas Gunadin. (ady/fi)