Dalam pemaparannya, Shaun O’Rourke menjelaskan tentang riset yang selama ini ia tekuni. Yakni terkait Optimizing Biodiversity and Ecosystem Services in The Built Environment. ”Kampus Boston berada di tengah kota, jadi kami mencoba menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar kampus dulu,” ujar ahli ekologi dan rancang kota ini.

Jarak antar bangunan yang ada di sekitar BAC sendiri cenderung rapat. Itulah yang dimanfaatkan oleh Shaun dalam mengembangkan proyeknya. Ia membuat Back Alley, yakni pemanfaatan area antara suatu bangunan dengan bangunan yang lain. Area tersebut nantinya digunakan untuk aktivitas-aktivitas masyarakat yang bersifat produktif.

Dalam acara yang dihadiri oleh dosen dan mahasiswa ini, Shaun juga menjelaskan fokus penelitiannya terkait rancangan dan ekologi yang dapat dikontrol serta dioptimalkan dari waktu ke waktu. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat di seluruh wilayah. Seperti dengan adanya ground water treatment.

Ground water treatment ini mampu membuat kestabilan air tanah terjaga.
”Di area Boston, pondasi yang digunakan oleh kebanyakan bangunan adalah yang berbahan dasar kayu,” terangnya. Jika air tanah tidak stabil, maka pondasi kayu tersebut akan cepat rusak. Ground water treatment pun menjaga kestabilan air tanahden gan mengatur air hujan yang diserap oleh tanah.

Bagi Kiat Susun Kurikulum
Tak hanya berbagi cerita tentang riset dan proyeknya, pria yang menjabat sebagai direktur Sustainable Design Studio BAC ini juga bercerita tentang kurikulum yang diberlakukan di BAC. ”Di BAC, tidak hanya ada SKS di kelas seperti perguruan tinggi pada umumnya,” ujar Sarah Cahyadini ST MT, koordinator pelaksana. Di sana, lanjutnya, ada juga SKS yang harus ditempuh dengan bekerja secara langsung di lapangan.

Praktis, langkah tersebut membuat lebih dari 80 persen lulusan BAC mampu menjadi ahli desain yang memimpin di daerahnya. ”Oleh karena itu, kehadiran BAC ke ITS ini juga dalam rangka sharing kurikulum di antara keduanya,” lanjut dosen yang akrab disapa Sarah tersebut. Meski tak seluruhnya akan dapat diterapkan di ITS, namun kiat-kiat yng diberikan oleh BAC nantinya akan dijadikan acuan untuk pembuatan kurikulum yang baru. (oly/esy)