Acara IYF 2013 resmi ditutup oleh Roy Suryo, Menteri Pemuda dan Olahraga. Ia mengapresiasi penuh aktivitas positif para pemuda. Apalagi, semua peserta IYF merupakan para pemuda dari 25 propinsi di Indonesia dengan proyek sosialnya masing-masing. Roy berharap bahwa semakin banyak pemuda yang bertindak, akan semakin cepat perubahan Indonesia menjadi lebih baik.

Usai mengikuti serangkaian acara IYF 2013, ketujuh delegasi ITS mengaku sangat terkesan. "Di IYF saya mendapatkan banyak ilmu. Yang paling penting ilmu ini akan saya coba aplikasikan," ujar Abdul Ghofur, delegasi dari jurusan Teknik Material dan Metalurgi.

Roni Vayayang, delegasi jurusan Teknik Elektro ITS sangat terinspirasi lewat sesi Meet the Leader. Kegiatan tersebut menghadirkan Bupati Wakatobi, Ir Hugua dan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Dr Alfitra Salamm. Mereka menekankan, bahwa mahasiswa sudah harus sadar tantangan yang dihadapi Indonesia sudah semakin berat. Bukan lagi secara lokal tetapi sudah dalam lingkup ASEAN.

”Pemuda memang sudah seharusnya menyadari dan memperbaiki kualitasnya. Apalagi menjelang ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) 2015,” Roni menanggapi. Ia dan beberapa peserta lain berniat untuk membuat sebuah proyek sosial bersama. Tujuannya adalah untuk mengangkat potensi lokal Jawa Timur.

Sementara itu, Ryan Ciputra dari Teknik Kelautan lebih tertarik menelaah sisi menulis dan media. Fahd Djibran, penulis muda pengisi sesi creative writing sangat menginspirasinya. Menurut Fahd, tulisan telah menjadi media yang efektif untuk menyampaikan sebuah gagasan. Tulisan dapat dibaca berulang kali dan ditularkan ke orang lain. ”Tinggal bagaimana kita merangkainya menjadi sebuah tulisan yang komprehensif,” ujarnya.

Ryan mengatakan Fahd telah menumbuhkan kembali semangat menulis dalam dirinya. Semangat itu ingin ia bawa kembali ke ITS. Apalagi, Ryan adalah satu penggerak di Gerakan Indonesia Menulis yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi BEM ITS. (ran/lis)