Dalam pidatonya, Dewi menjelaskan bahwa ojek sepeda motor memiliki banyak keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain ketersediaan jasa selama 24 jam, mampu menghidari arus kemacetan dan harga yang relatif murah. Akan tetapi, masih banyak pula kelemahan yang harus diperbaiki terutama terkait keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa.
Dewi menilai perlu ada regulasi khusus yang mengatur operasional pelayanan dari moda transportasi ini. Regulasi tersebut dibutuhkan untuk melindungi kepentingan berbagai pihak yang menggunakan jasa trasportasi. Mengutip Vucan Vuchic, Dewi mengklasifikasi tujuan regulasi menjadi empat kategori yakni: keselamatan dan keamanan, ekonomi, aspek teknik dan sosial serta dampak yang ditimbulkan.
Dewi menemukan, ada perbedaan karakteristik dari pengguna ojek di kota dan di pedesaan. Perbedaan karakteristik tersebut antara lain menyangkut usia pengguna hingga keberadaan sarana transportasi pribadi. Di daerah perkotaan, pengguna ojek biasanya berusia muda yakni antara usia 16 hingga 25 tahun. Sedangkan di daerah pedesaan, pengguna ojek kebanyakan berusia dewasa yakni umur di atas 36 tahun.
Di samping itu, ia juga menjelaskan bahwa kekurangan kendaraan pribadi di pedesaan menjadi alasan dipilihnya ojek sebagai sarana transportasi. Di pedesaan, pelanggan moda transportasi ini biasanya wanita atau ibu-ibu. ”Kekurangan moda sarana transportasi pribadi adalah salah satu sebab utama posisi ibu dalam keluarga lebih banyak sebagai pengguna ojek,” terangnya.
Dewi menyebutkan, penelitian ini akan membawa banyak kontribusi dalam meningkatkan pelayanan ojek sepeda motor. Ia membuktikan, ojek sepeda motor merupakan kendaraan umum masa depan karena mempunyai kelayakan finansial untuk diusahakan. Di samping itu, ojek juga tidak membutuhkan subsidi dari pemerintah.
Ojek merupakan salah satu moda paratransit untuk jangka waktu yang panjang di Indonesia karena beberapa alasan. Antara lain karena pelayanan ojek tersedia 24 jam, memiliki waktu tunggu yang singkat, jarak berjalan kaki yang dekat dengan biaya perjalanan yang relatif murah untuk perjalanan tunggal dan kecepatan operasional yang dapat diandalkan.
Walaupun banyak manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, Dewi menyadari tetap ada kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, ia mengharapkan ada penelitian lanjutan mengenai topik ini. ”Saya, menyarankan ada penelitian lebih lanjut mengenai aspek gender sebagi bagian dari rekomendasi syarat operasional pelayanan ojek,” pungkasnya. (ram/fi)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,