Secara umum, Jurusan Despro membuka dua jalur masuk, yakni melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Ujian Masuk Despro (UMDespro). Tahun ini, Despro akan menerima mahasiswa baru sebanyak 180 orang dengan rincian 50 persen dari SNMPTN dan 50 persen dari UMDespro.
Sedikit berbeda dari jurusan lain, melalui jalur SNMPTN, calon mahasiswa Despro turut diwajibkan meng-entry contoh karya yang pernah dibuatnya secara online. Terkait hal ini, Sabar SE M Si, Sekretaris Jurusan (Sekjur), mengakui bahwa proses ini sangat rawan dengan tindakan kecurangan. Namun, pihaknya telah bersiap untuk menanganinya. ”Berdasarkan pengalaman, ada anak-anak yang mengambil gambar dari internet, diubah sedikit, lalu dikirim sebagai syarat mengikuti SNMPTN (dulu SNMPTN Undangan, red),” kata Sabar.
Lain lagi dengan jalur masuk UMDespro. Melalui jalur ini, calon mahasiswa harus menjawab lima paket soal dengan jenis berbeda. Kelima paket soal tersebut ada soal-soal verbal writing, logika matematika, kepekaan terhadap suara, visual dan keterampilan motorik. Pembagian jenis soal tersebut diharapkan mampu menjaring calon mahasiswa yang tidak saja pintar menggambar tapi juga cakap dalam hal lain.
Pada jenis soal verbal writing, peserta UMDespro diminta untuk membuat narasi dari tabel dan grafik yang diberikan. Mereka diminta untuk mendeskripsikan grafik yang ada hanya dengan 150 kata. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi peserta. ”Biasanya, anak-anak yang menyukai seni itu tidak begitu senang merangkai kata,” jelas Sabar.
Dalam soal kepekaan, lain lagi bentuk soalnya. Peserta akan diminta untuk mendengarkan sebuah lagu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Tugas mereka adalah menggambarkan suasana yang mereka tangkap dari lagu ke dalam kertas. ”Yang terbaik bukan mereka yang menggambar bagus, tapi mereka yang mampu menangkap suasana,” terang Sabar lagi.
Dari kelima jenis soal tersebut, soal mengenai kecakapan motorik merupakan jenis soal yang paling mudah dikerjakan. Hal ini terlihat dari hasil try out yang pernah diadakan sebelumnya. Pasalnya, prosentase benar pada soal ini terbilang paling tinggi.
Pada jenis soal ini, peserta UMDespro diminta untuk meniru lipatan-lipatan origami secara tepat seperti contoh yang diberikan. ”Kami memberi waktu cukup lama, tapi setelah lima menit mereka sudah leyeh-leyeh,” terang Sabar. (ram/ran)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,