Light Emitting Diode (LED) kini mulai menarik perhatian para ilmuwan yang konsentrasi di bidang energi, khususnya listrik dan cahaya. Bahkan dalam dunia konstruksi, LED juga mulai dilirik. Penggunaan Lampu LED untuk Desain Bangunan dan Tata Kota Masa Depan yang Cerdas dan Hemat Energi menjadi topik utama dalam acara di Teknik Sipil siang ini, Kamis (25/4).
Acara ini merupakan kerja sama dengan pihak Philips. Dalam acara road show ke kampus-kampus, mereka sekaligus memperkenalkan program Kota Terang Hemat Energi bersama Philips LED se-Surabaya. Mereka juga ingin menjelaskan LED yang bagaimana yang selaras dengan kebutuhakn konstruksi, arsitektur, dan desain interior. Pihak panitia pun menghadirkan dua pembicara yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
Pembicara pertama, Prof Dr Ir Johan Silas, dosen Arsitektur ITS, membicarakan tantangan pembangunan kota, desain urban, dan peran pencahayaan dalam tata kota. Menurutnya, tantangan membangun kota adalah semakin lama semakin tinggi. Hal ini dipengaruhi juga oleh proses urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota, red) masyarakat ke kota.
Dengan semakin banyaknya populasi di kota, maka tuntutan untuk memberikan fasilitas yang layak juga harus disediakan. Terutama adalah ketika di malam hari, di saat kebutuhan cahaya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. "Kalau di situ pakai lampau yang hemat energi, bisa mengurangi dosa (proses pemakaian energi untuk menghidupkan lampu, red)tuh," paparnya.
Kemudian Dosen berkacamata ini juga menyinggung tentang pemakaian lampu LED. Ia cukup setuju apabila pemakaian lampu LED sesegera mungkin diaplikasikan sejak saat ini. Di samping hemat energi, lampu LED ini juga bisa berumur lebih panjang hingga 15 tahun dari pada lampu pijar biasa. "Mungkin bisa menjadi warisan untuk anak cucu saya," candanya.
LED masih tergolong baru digunakan. Sebenarnya LED bukan sebuah lampu, tetapi semikonduktor yang jika dialiri oleh listrik bisa memancarkan cahaya. "Dari situ, cahaya yang dipancarkan lebih terang dari lampu pijar seperti itu," ujar Aries Dwi Nugroh, Lighting Application & Solotiun Manager Philips Indonesia, pembicara kedua.
Ia juga menyampaikan jika menurut statistik yang sudah dilakukan, pada tahun 2020 mendatang, pengguna lampu LED akan mencapai angka 75 % di seluruh dunia.
Menurutnya, keunggulan LED adalah lebih efisien dan punya ukuran warna putih lebih tinggi dari lampu konvensional biasanya. "Bisa diukur dengan satuan Lux, warna putih lampu LED dengan lampu pijar selama ini," jelasnya.
Sementara itu, pihak ITS juga sempat memikirkan untuk menggunakan LED di kampus. Namun masih ada beberapa pertimbangan. Bahkan, tidak tanggung, ITS juga diajak kerja sama untuk memproduksi lampu LED di Surabaya. (akh/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan