ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
13 April 2013, 17:04

Berbagi Inspirasi untuk Pengajar Muda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mengawali paparannya, Asrial Novian Alifi SHum, Pengajar muda angkatan 1 gerakan Indonesia Mengajar, mengatakan bahwa mencerdasakan kehidupan bangsa adalah janji leluhur bangsa Indonesia yang tertuang pada pembukaan UUD 1945. Menurutnya, pendidikan hari ini bukanlah hanya tanggung jawab para pemangku kebijakan, namun tanggung jawab semua pihak.

Ia turut berbagi pengalaman saat harus melewati jalanan di daerah Tulang Bawang Barat, Lampung, yang sangat parah kondisinya hingga mobil pun tak dapat melewati daerah tersebut. Ia menceritakan, anak-anak di Indonesia hanya perlu inspirasi, bukan hanya material. Menurutnya, anak-anak pelosok cita-citanya tidaklah tinggi. Sehingga, mereka justru butuh inspirasi agar mereka bangkit.

Di samping itu, ia menjelaskan bahwa cara informasi masuk ke dalam otak ada tiga macam, yaitu melalui suara (audio), gambar (visual), dan kinestesis (gerak). Akan tetapi, banyak sekolah yang hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa jadi lebih banyak mendengar. "Pameo yang sering keluar di masyarakat adalah saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, saya libatkan saya paham," ungkap Asrial. Menurutnya, dari pengalaman mengajar, metode yang tepat adalah metode kinestesis.

Dengan peragaan atau kinestesis, maka informasi akan terpatri pada memori dalam jangka panjang. Oleh karena itu, di awal proses pembelajaran tidak boleh langsung masuk ke materi. Akan tetapi, siswa dibawa ke alpha zone. Menurutnya, kondisi alpha zone dapat tercapai melalui fun story, ice breaking, musik, dan brain gym. ”Alpha zone dapat membuat siswa mudah mengingat materi yang telah disampaikan,” tutur pria yang pernah mengajar di Tulang Bawang Barat, Lampung.

Ia berpesan bahwa jadi pengajar janganlah jaim dan harus terus sabar. ”Dalam mengajar harus totalitas dan penuh semangat, tidak boleh malu-malu,” tegasnya. Harapannya, setelah acara ini, dapat  memberikan wawasan kepada pengajar Aksi Baca Ceria (ABC) dalam proses belajar mengajar di daerah binaan.

Di samping itu, para pengajar diharapkan mampu menginspirasi adik-adik binaan untuk melanjutkan pendidikan lebih tingi. Tak dapat dipungkiri, adik-adik binaan notabene berasal dari kalangan kurang mampu. ”Kami ingin memotivasi adik-adik binaan untuk terus belajar melalui metode yang kreatif," ungkap Mochammad Reza, Direktur BPU. (ady/esy)

Berita Terkait