ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
01 April 2013, 09:04

Arsitek Juga Harus Bisa Nulis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Imelda yang merintis karir sebagai penulis tema-tema arsitektur ini mengatakan bahwa  seorang arsitek punya kekuatan menularkan ideologi arsitektur melalui buku. Melalui buku pula ia bisa menyampaikan kritik, sanggahan dan mengembangkan sebuah teori arsitektur. ”Arsitek punya kewajiban untuk menerangkan ide kepada publik tentang kenapa ia merancang karya,” tutur lulusan Interior Decoration di Royal Melbourne Institute of Technology ini.

Selain itu, tulisannya tentang karya arsitektur juga berfungsi sebagai perantara berbagi ide dengan kolega. Berawal dari interaksi melalui tulisan itu juga karya-karya arsitektur Indonesia memiliki peluang besar untuk dapat dikenal di seluruh dunia.

Namun, wanita yang memulai karir menulisnya di sebuah majalah wanita ini menyadari bahwa bagi seorang arsitek, menulis buku bukan hal yang mudah. Namun hal tersebut bukan halangan utama untuk menerbitkan buku arsitektur. Karena tulisan arsitektur dapat dimulai dengan tema-tema sederhana. ”Saya memang menulis tema sederhana, tapi jangan salah biasanya yang sederhana justru dianggap bermanfaat,” terang Imelda.

Sementara itu, dosen Jurusan Arsitektur ITS, Prof Dr Ir Josef Prijotomo M Arch mengatakan sistem yang ada di Indonesia selama ini mendidik mahasiswa untuk menjadi insinyur arsitek, bukan menjadi seorang penulis. Josef memaparkan alasannya, bahwa hal tersebut terjadi salah satunya karena mahasiswa sekarang tidak dibekali mata kuliah kritik arsitektur dan apresiasi.

Untuk memiliki keterampilan menulis, seorang arsitek harus memperkaya wawasan serta  mengenali kegemaran masyarakat. ”Makin banyak kita melihat, makin banyak yang bisa ditulis,” pungkas Josef. (anl/ran)

Berita Terkait