Cihe Aprilia Bintang, contohnya. Wisudawati S2 dari program jurusan Perencanaan Wilayah Kota (PWK), ini mengaku sedih tidak bisa mengikuti prosesi wisuda. Cihe yang saat ini tengah berada di Jepang, bahkan mengaku tidak bisa menggambarkan perasaan. ”Sedih tidak bisa ikut,” tegas Cihe ketika diwawancarai secara online.
Walaupun sedih, namun Cihe tetap merasa bangga. Bagi mahasiswa yang kini tengah menempuh program short-term research di Kyoto University ini, yang paling penting dari wisuda bukanlah prosesinya melainkan kontribusi setelahnya. ”Buat saya, yang terpenting adalah apa yang hendak kita kerjakan pascawisuda,” kata Cihe.
Senada dengan Cihe, Faishal Anshary, mahasiswa peserta program fast track Thailand, juga merasa sedih tidak bisa menghadiri prosesi wisuda secara langsung. Pasalnya menurut Faishal, momen wisuda merupakan momen berharga yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Di Thailand, Faishal bahkan harus mencuri-curi waktu untuk bisa menyaksikan streaming wisuda di tengah kegiatan perkuliahannya. ”Sekarang saya lagi kuliah, jadi nontonnya sambil curi-curi waktu,” kata Faishal.
Dari 16 mahasiswa peserta program fast track di Thailand, Faishal adalah satu-satunya yang diwisuda bulan Maret ini. Sisanya, sebanyak 15 mahasiswa telah diwisuda pada bulan September lalu. ”Waktu wisuda 105, teman-teman lihat streaming-nya ramai-ramai,” ujar mahasiswa asal Surabaya ini.
Walaupun demikian, Cihe dan Faishal sama sama mengaku mendapat hikmah dari hal ini. Bagi kedua wisudawan ini, momen wisuda merupakan pintu gerbang untuk melakukan lebih banyak kontribusi bagi Indonesia. ”Kami di sini merasa bangga karena sudah selangkah lebih maju untuk belajar. Rencananya, kami akan menjadi dosen yang mengabdi bagi Indonesia,” pungkas Faishal.
Di sisi lain, Dr Dra Ismaini Zain MSi, Kepala Badan Akademik menyebutkan, memang cukup banyak mahasiswa yang tidak bisa menghadiri prosesi wisuda karena program belajar di luar negeri. Kebanyakan wisudawan tersebut sedang menempuh studi di Thailand, Perancis dan Taiwan. ”Untuk mereka yang di luar negeri ada prosedur percepatan permohonan ijazah selama sudah menyelesaikan proses yudisium. Bagi yang belum bisa mengambil setelah selesai belajar,” tutup Ismaini. (ram/ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung