Taufik Fajar Nugroho ST MSc, koordinator program double degree JTSP ITS, mengatakan bahwa program ini sudah dua tahun diselenggrakan di ITS. Bersama dengan Wismar University Jerman, ITS saling bahu-membahu demi terciptanya engineer yang unggul di bidang kemaritiman.
Seperti yang telah diketahui, ITS unggul dalam hal pembangunan kapal sedangkan Wismar University unggul dalam hal operasional kapal. "Oleh karena itu kami bekerja sama agar bisa saling mengisi dan memberi pelajaran satu sama lain," ujarnya.
Dalam program ini, mahasiswa tidak perlu bersusah payah untuk studi di Eropa jika ingin mendapatkan gelar internasional. Melaui program ini, mahasiswa akan mendapatkan dua ijazah sekaligus, yaitu ijazah dari ITS dan ijazah Wismar University. Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan untuk bisa melanjutkan studi S2 di Wismar University.
Ungkapan Taufik itu bukanlah tanpa sebab. Pasalnya, selain diajar oleh dosen dari ITS, mahasiswa double degree juga diajar oleh beberapa dosen yang langsung didatangkan dari Wismar. Dosen ITS yang mengisi kuliah pun juga dituntut untuk menyampaikan pembelajarannya menggunakan bahasa inggris. "Meski pembelajaran dilaksanakan di ITS, kelas tetap bersuasana internasional," tambah Taufik.
Kenychi Harits, salah satu mahasiswa double degree menyatakan bahwa dirinya sangat senang bisa belajar di JTSP terutama double degree. Ia menganggap bahwa program ini sudah sangat bagus. Selain mendapatkan dua ijazah yang berbeda, ia juga bisa merasakan kuliah dengan kelas internasional.
Kenychi juga tidak mempermasalahkan biaya sebesar Rp 17,5 juta yang harus dibayar tiap semesternya. Menurutnya, itu sudah sebanding dengan apa yang akan ia dapat. "Biaya itu sudah termasuk murah jika dibanding dengan biaya yang harus dikeluarkan jika kuliah di Eropa," ujarnya.
Akan tetapi Kenychi berharap agar suasana kelas internasional dapat ditingkatkan lagi. Menurutnya sampai saat ini hal itu masih kurang terasa. Pasalnya ada beberapa dosen yang masih menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajarannya. "Selain itu praktikumnya harus lebih dioptimalkan lagi," ungkap mahasiswa angkatan 2012 itu.
Menanggapi hal itu Taufik mengatakan, konsep pembelajaran bagi mahasiswa double degree untuk semester pertama sampai semester keempat memang seperti itu. Hal itu bertujuan agar mahasiswa tidak kaget karena di awal pembelajaran sudah dihadapkan pembelajaran dengan bahasa Inggris. "Akan tetapi mulai semester lima kita akan sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris," ujarnya.
Sedangkan untuk praktikum, ITS dan Wismar juga sudah bekerja sama dengan Poli Marine Semarang (dulu Semarang Growth Center, red), partner dalam pengembangan double degree JTSP. Mahasiswa di semester empat akan dikirim ke Semarang untuk melaksanakan beberapa praktikum.
Terakhir, Taufik berharap bahwa program ini bisa berkembang dengan baik. Selain itu ia juga berharapa agar semakin banyak mahasiswa asing yang studi di ITS. "Dengan begitu internasionalisasi ITS bisa segera terwujud," pungkasnya. (guh/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung