Mengusung tema Dari Pendidik Untuk Penerus Bangsa, acara ini bertujuan melatih mahasiswa ITS untuk bisa menjadi pendidik yang baik. Melalui acara Hypnoteaching Training, peserta diterangkan bagaimana hipnosis bisa menjadi salah satu metode terbaik dalam mendidik seseorang.
Ir H Jamaluddin MM CHt CI, yang menjadi trainer dalam acara tersebut menyampaikan, dahulu hipnosis hanya digunakan dipergunakan oleh psikolog, dokter, pelaku bisnis ataupun penegak hukum untuk melaksanakan tugasnya. Akan tetapi saat ini metode hipnosis sudah menjadi tren tersendiri untuk digunakan dalam mendidik seseorang. ”Dengan hipnosis kita bisa mendidik seseorang lewat alam bawah dasar mereka,” ujar Jamal.
Bagi Jamal, hal yang menarik yang bisa dirasakan adalah ketika sebuah pesan dapat disampaikan melalui alam bawah sadar seseorang. Dengan begitu anak didik akan memberikan perhatian yang tinggi kepada si pendidik. Selain itu mereka akan bersemangat dan bahagia ketika mengikuti pelajaran. ”Bukan seperti kebanyakan yang sering terjadi, mereka mengikuti pengajaran karena terpaksa dan tertekan,” ungkapnya.
Dalam acara tersebut Jamal juga memberikan berbagai kunci agar bisa menjadi pendidik yang baik. Menurutnya ada lima hal yang perlu dilakukan. Yang pertama harus ada niat dan motivasi dalam diri untuk maju. Setelah itu semua kegiatan harus diawali dengan doa dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Ketiga, dalam otak tidak boleh ada fikiran yang negatif. Selain itu harus ada pacing (persamaan persepsi, red) baik antara pendidik dan yang didik. Dan yang terakhir, kemampuan leading juga sangat diperlukan.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa lima hal tersebut hanya sebagai awalan dalam mendidik seseorang. Menurutnya, mempertahankan konsistensi mengajar lebih sulit daripada mengawalinya. Oleh karena itu, harus ada pengulangan terus menerus agar konsistensi bisa terjaga. ”Dan yang terpenting kita harus bersyukur dengan semua yang terjadi,” tambah Jamal.
Dalam acara tersebut, Ia juga mengajarkan kepada peserta untuk mempraktekkan ilmu hipnosis. Beberapa mahasiswa pun sukses dalam melakukannya. Akan tetapi jamal berpesan bahwa kemampuan tersebut tidak boleh disalahgunakan. ”Anda hanya boleh menggunakannya bagi kebaikan, jangan digunakan untuk merugikan orang lain,” tuturnya.
Terakhir, Jamal mengajak peserta untuk selalu berprasangka baik dengan apa yang akan didapat nantinya. ”Karena apa yang terjadi akan sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Jadi buanglah pemikiran buruk dalam pikiran kita,” pungkasnya. (guh/ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung