Berbekal beasiswa JASSO, empat mahasiswa Jurusan Arsitektur ITS berhasil menapakkan kaki di Kumamoto University, Jepang, untuk melanjutkan studi. Tiga di antara mereka hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini. Yakni, Tantri Satriana Nasution, Setyo Nugroho, dan Aisilia Hanesia.
Mendapat kesempatan pertama, Tanti Satriana Nasution mengungkapkan bahwa ia menjad salah satu member di Mizukami Laboratory, Kumamoto University. Sehari-harinya, ia berkutat dengan manajemen dan perencanaan infrastruktur. berbagai seminar menjadi aktivitas rutinnya setiap bulan.
Selain itu, ia juga terlibat dalam continous research project. Salah satunya adalah proyek besar, Electric Mobility Device for Elders and People with Disabilities Based on Quality on Life (QoL). ”Kami mencoba menyelesaikan permasalahan bagaimana cara mengimplementasikan desain yang ada kepada masyarakat,” ungkap Tanti.
Karena proyeknya yang bersifat literatur ini, ia diinstruksikan untuk membaca buku sebanyak mungkin tanpa harus terpaku pada referensi yang ada. ”Jadi salah satu tips untuk menjaga kredibilitas, jangan pernah berkata tidak mau atas apa yang sensei (guru, red) kita instruksikan,” ujarnya. Menurutnya hal tersebut berpengaruh terhadap proyek yang kita peroleh.
Lain Tanti, lain halnya Setyo Nugroho. Pria yang akrab disapa Setyo ini sibuk menggeluti laboratorium landscape yang justru terdapat di Jurusan Teknik Sipil. Ia pun menjelaskan bahwa pembangunan di Jepang harus memerhatikan topografi yang ada karena geografis di negara tersebut berbeda dengan negara lainnya.
Lebih lanjut, Setyo bercerita tentang perkumpulan bulanan yang ia ikuti. Aktivitas itu menjadi tempat untuk sharing penelitian oleh mahasiswa kepada sensei masing-masing. ”Jika di sini (ITS, red) sering dilaksanakan preview, di sana pun ada. Hanya saja di sana waktu untuk preview sangatlah singkat. Pelaksanaan asistensi justru lebih seperti seminar,” ujarnya.
Selain belajar struktur, Setyo juga mengerjakan proyek Design of Public Space and Promenade in Historical Area of Misumi West Port, Kumamoto Prefecture bersama sensei-nya. ”i sana ada Senpai Kouhai, yakni sistem di mana senior akan membimbing kita selama mengerjakan proyek,” jelas lelaki asli Surabaya ini.
Mendapat giliran terakhir, Aisilia Hanesia untuk berbagi cerita. Sama seperti yang lain, di Kumamoto ia juga ditempatkan di salah satu laboratorium yang ada di sana. Yakni ITO Laboratory milik Prof. Juko ITO yang memelajari hal-hal terkait gaya arsitektur Yunani dan Romawi.
”Kami memelajari bangunan-bangunan tua yang ada di Kumamoto untuk diterapkan upaya pembangunan berkelanjutan ke bangunan tua tersebut,” jelasnya. Selain melaksanakan survei ke lapangan dan melakukan rekonstruksi ulang terhadap bangunan-bangunan yang runtuh, ia juga berkesempatan untuk menampilkan kebudayaan-kebudayaan di sana melalui aktivitas non-akademik.
Tak hanya dari lab dan buku, Lia juga banyak belajar melalui travelling. ”Learning from cities kami menyebutnya, karena setiap kota di sana memiliki keunikan sendiri-sendiri,” jelasnya. Ia mendapatkan banyak pelajaran terkait signage, maps, dan transportation. Namun, lanjutnya, bangunan yang paling menarik di sana adalah museum. Isi museum selalu diperbaharui sehingga materi yang bisa dipelajari juga semakin banyak.
Selain ketiganya, Hilda Multi Artarina juga membagi pengalamannya ketika mengikuti Tadao Ando Programme 2012 di Jepang. Di sana, ia mengikuti semacam on the job training di perusahaan Ando tersebut.
Bersama delapan orang yang lain dari beberapa Negara di Asia, mahasiswa yang akrab disapa Arin ini mengikuti program tersebut selama 22 hari. ”Kata orang di sana, kalau mau mencari banyak uang jangan jadi arsitek, karena arsitek harus bekerja dengan hati,” terangnya. Itulah kunci kesuksesan yang Ando genggam hingga saat ini.
Arin juga berharap selanjutnya akan lebih banyak peserta dari Indonesia yang turut serta dalam program ini. ”Biasanya setiap tahun minimal ada dua orang dari Indonesia, namun entah mengapa tahun ini hanya satu, semoga selanjutnya bisa bertambah,” pungkasnya. (oly/ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung