Aris Munandar, salah satu anggota Benstra mengatakan bahwa jika anggota keluarga tersebut telah lebih dari sembilan, maka salah seorang dari yang lain akan wafat. Itu berlaku terus menerus. "Begitulah suku To Balo menafsirkan kematian, dan juga tersimpan hikmah bahwa begitu dekat antara kehidupan dan kematian tersebut," ujar pemain musik di komunitas teater tersebut.
Ketika ditemui usai pentas, Aris mengungkapkan bahwa kesempatan ini adalah kali pertamanya datang ke Surabaya. "Disini cuacanya jauh lebih panas dari pada daerah Makassar," tutur mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia UNM ini. Akibatnya, dua orang dari 19 anggota tim Benstra sempat mengalami flu. Hal ini pune mempengaruhi proses latihan sebelum pentas.
Di lain sisi, Aris mengaku bahwa warga Surabaya ramah-ramah, lebih ramah dari daerahnya di seberang sana. Selain itu, Aris mengaku makanan disini cukup bervariasi dan lumayan enak. Meski begitu ada beberapa makanan Surabaya yang tidak cocok dengan perutnya dan beberapa teman-temannya. "Saya merasa aneh dengan lontong balap, kecambahnya terlalu banyak," canda mahasiswa yang juga angkatan 2011 ini.
Tapi secara keseluruhan Aris mengaku senang telah hadir di Surabaya terkhusus ikut serta dalam Festamasio 6 ini. "Juga salut sama panitia yang dari teater Tiyang Alit yang bekerja keras dalam melayani kami, walaupun masih ada kekurangan, tapi mereka hebat," pungkas Aris. (ais/ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan