ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
10 Februari 2013, 05:02

Gelar Pengmas, LBMM Servis 200 Motor

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua panitia ETU 2013, Wahyu Nugroho, menjelaskan kegiatan ini bukan yang pertama kali bagi LBMM ITS. Sebelumnya, organisasi mahasiswa internal Jurusan Teknik Mesin tersebut sudah lima kali menggelar kegiatan serupa. ”Walaupun tidak setiap tahun, kami cukup sering mengadakan acara seperti ini,” ungkapnya.

Mahasiswa asal Purworejo Jawa Tengah ini melanjutkan, pada pelaksanaan ETU kali ini, ada beberapa persyaratan khusus bagi motor yang ingin mendapatkan servis gratis. Diantaranya, motor tersebut hasil produksi tahun 2007 hingga 2013. Selain itu, motor juga harus ber-merk Honda dan merupakan 200 pendaftar pertama. ”Baik itu motor matic, sport, maupun bebek, yang penting merk Honda," jelasnya.

Sedangkan untuk aspek-aspek yang akan di servis tak jauh beda dengan servis di bengkel pada umumnya. Pembersihan karburator dan filter masih menjadi menu utama. Pengecekan rantai motor, tekanan udara ban dalam, rem, hingga air aki juga merupakan bagian dari servis yang tak dapat dilewatkan.

Tak hanya sampai di situ, panitia ETU 2013 juga menyediakan layanan penggantian oli dan busi gratis bagi para pengunjung. Wahyu menambahkan, oli dan busi yang disediakan merupakan produk unggulan yang sudah terjamin kualitasnya. Sehingga, pengunjung tak perlu khawatir dengan kondisi mesin motor setelah proses servis selesai.

Sementara itu, kualitas dari para teknisi juga tak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, meskipun semuanya baru berstatus mahasiswa, kemampuan mereka dalam bidang permesinan motor tak kalah mumpuni dengan teknisi di bengkel resmi. ”Sebelum mengadakan kegiatan ini, kami juga mengadakan pelatihan bagi mahasiswa yang akan menjadi teknisi,” ujar mahasiswa angkatan 2010 tersebut.

Namun, layaknya kegiatan pada umumnya, kendala teknis maupun non teknis selalu menjadi batu sandungan. Wahyu mengungkapkan, kurang tertibnya para pengunjung menjadi problem di setiap penyelenggaraan ETU. ”Kami sudah menerapkan sistem antre. Tapi, aktivitas masyarakat sangat padat membuat mereka tak sabar untuk segera mendapatkan giliran,” tambahnya.

Mahasiswa anggota LBMM ITS ini pun berharap, ke depannya pelaksanaan ETU dapat lebih kondusif. Lebih dari itu, ia juga ingin agar kesadaran masyarakat terhadap pentingnya budaya antre dapat segera terwujud. ”Jika masyarakat dapat tertib dalam segala hal, martabat bangsa kita akan semakin terangkat,” pungkasnya. (ali/nir)

Berita Terkait