Oleh : Dadang ITS |
237
|
Source : -
Melimpahnya energi terbarukan di Indonesia membuat banyak alternatif energi yang dapat digunakan oleh pemerintah. Namun, penggunaanya masih terkendala oleh kontinuitas dan kestabilan energi yang berubah-ubah setiap musim. Metode yang dikembangkan Soedibyo berusaha untuk mengatasi hal tersebut.
Pembangkit tenaga hybrid merupakan bahasan yang diangkat olehnya. Penelitian tersebut diambil dari disertasinya yang berjudul Desain Kapasitas Optimal dan Sistem Kendali pada Pembangkit Listrik Hibrida untuk Menjaga Kesetimbangan Daya Berbasis Kecerdasan Buatan.
Dalam paparannya ini, Soedibyo menjelaskan dengan rinci cara mengatasi permasalahan stabilitas dan kontinuitas sumber energi terbarukan. Yaitu dengan merancang sebuah pembangkit listrik hibrida yang merupakan gabungan dari beberapa pembangkit. ”Beberapa pembangkit tersebut antara lain turbin angin, mikrohidro dan sel bahan bakar,” ungkap pria yang akrab dipanggil Dibyo ini.
Namun penggunaan pembangkit hybrid masih memerlukan desain konfigurasi yang baik. Begitu pula dengan koordinasi sistem kendali daya dalam pengoperasiannya. Oleh karena itu, Sodibyo menggunakan Genetic Algorithm (GA) dan Fuzzy Logic Control (FLC) untuk mendesain pembangkit.
Menurut Soedibyo, desain kapasitas optimal pada pembangkit listrik hibrida menggunakan teknik kecerdasan buatan berbasis Genetic Algorithm (GA). Teknik ini bertujuan untuk mendapat biaya sistem (Annual Cost of System) minimum dan tanpa adanya lepas beban (Loss of Load) atau kontinuitas sistem kelistrikan yang tinggi. ”Metode ini sengaja dipilih karena kemampuannya dalam memecahkan sub model matematika dari objective function dalam kasus optimasi,” ungkap Dosen Teknik Elektro ITS ini.
Selain itu, untuk desain sistem kendali pada Pembangkit Listrik Hibrida digunakan Fuzzy Logic Controller (FLC). FLC ini terdiri dari dua komponen antara lain FLC 1 dan FLC 2. FLC 1 digunakan untuk mengendalikan kecepatan generator pada turbin angin sehingga daya output akan maksimum. FLC 2 berfungsi untuk mengendalikan buck-bost pada sel bahan bakar sehingga diperoleh kesetimbangan daya, tegangan dan frekuensi.
”Dibandingkan penelitian terdahulu, metode ini dapat digunakan untuk beberapa pembangkit,” lanjutnya.Penggunaan baterai pada sistem terdahulu pun digantikan dengan sel bahan bakar.
Tokoh Kelistrikan Desa
Soedibyo merupakan dosen yang sangat peduli dengan ketersediaan listrik di pedesaan. Seluruh hasil disertasinya dirancang untuk diaplikasikan di daerah Leujiwa, Tegal, Jawa Tengah.”Saya akan mengembangkan penelitian ini untuk daerah lain yang sumber energinya berbeda dengan Leujiwa,” ungkap dosen yang sering disebut sebagai tokoh kelistrikan desa ini.
Pengalaman yang ia dapat saat menjadi reserch student selama tiga bulan di Kumamoto University membuatnya semakin disiplin. Bahkan, ia masih ingin membuat sistem kendali pembangkit yang lebih canggih lagi. (ady/lis)