Pemandangan berbeda terlihat di halaman Gedung Pusat Robotika ITS. Tidak seperti biasanya, sejumlah stan kuliner tampak menjajakan dagangannya. Suara musik pun terdengar menggema menyiratkan sebuah kegiatan tengah berlangsung di sana. Sekitar 169 tim yang terdiri dari 338 siswa SMA/SMK sederajat turut hilir mudik dengan berbagai ekspresi. Mereka antusias sembari menunggu pembawa acara menyerukan nama timnya untuk unjuk kebolehan melalui robot buatan masing-masing.
Secara bergiliran tiap tim yang dipanggil memasuki area pertandingan. Dua wasit dengan seragam putih bersiap mengamati kecepatan robot melintasi track line. Setiap tim diberi dua kali kesempatan untuk bertanding. Waktu yang diambil untuk penilaian merupakan waktu terbaik yang dicapai. ”Setidaknya mereka punya kesempatan kedua,” ungkap Wide Cahyo Wijaya, ketua pelaksana.
Selama pertandingan, sorak penonton terdengar gaduh memenuhi area pertandingan. Mereka berlomba-lomba meneriakkan nama tim yang tengah didukungnya. Suasana pun semakin memanas ketika ada robot yang tidak bisa jalan atau keluar dari garis pertandingan. Sesekali terlihat pula tim yang menunjukkan kekecewaan mengetahui robot miliknya tidak lebih cepat dengan yang lain. Begitulah suasana yang tergambar pada babak penyisihan ILTC 2013 ini.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini ada dua kategori yang diperlombakan, yaitu line tracer analog yang terdiri dari 139 tim dan line tracer mikrokontroler yang diikuti sebanyak 30 tim. ”Kita tidak menghilangkan kategori analog. Karena meski sudah ‘basi’, masih banyak anak SMA yang berminat,” ungkap mahasiswa semester empat itu.
Perbedaanya terletak pada penampilan robot yang telah dibuat. Jika kategori analog, kehebatan peserta akan diuji dalam hal mengatur alatnya. Sedangkan pada kategori mikrokontroler, yang diuji adalah kemampuan dalam memprogram line tracer serta implementasinya ke hardware. Selain itu, kreativitas peserta dalam merakit robot juga menjadi salah satu poin yang diujikan.
Beberapa ketentuan turut pula diberikan agar lawan tandingnya dinilai seimbang. Untuk kategori analog penggunaan Integrated Circuit (IC) tidak diperbolehkan. Misalnya saja, AVR, PIC, dan MCS 15. Selain itu, baterai yang digunakan adalah baterai kering dengan tegangan maksimum 12 volt dengan toleransi +1.
Lain halnya dengan kategori mikrokontroler. Pada saat babak delapan besar, akan ada track yang dirahasiakan dengan ukuran 350 cm x 300 cm. Track tersebut terbuat dari bahan yang sama dengan track penyisihan.
Sebagai bagian dari acara besar Engineering Physics Week (EPW), ILTC juga memiliki tujuan untuk memperkenalkan Jurusan Teknik Fisika pada siswa SMA/SMK, khususnya bidang robotika. Setelah babak penyisihan ini, 32 tim untuk kategori analog dan 16 tim kategori mikrokontroler akan bersaing di babak semifinal yang berlangsung Minggu (3/2) esok. (lik/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan