Ada sejarah menarik di balik munculnya Hari Ibu di Indonesia. Menurut pemaparan penulis buku Takhta Awan ini, Hari Ibu bermula dari seorang ningrat bermana Dewi sartika yang mencanangkan pembangunan Sakola Istri. Kehadiran sekolah tersebut dinilai membawa manfaat besar pada zamannya. Terlebih lagi, menjalani peran sebagai istri sekaligus ibu di dalam rumah tangga tidaklah mudah.
Kisah Dewi sartika yang gigih mendirikan Sakola Istri tersebut menunjukkan seorang wanita sebenarnya memiliki peran dalam ranah yang lebih luas. ”Wanita itu penopang sebuah negeri, kalau wanitanya baik maka baiklah negeri itu,” ungkap Sinta.
Perjuangan seorang ibu yang begitu besar untuk keluarganya memang patut diberikan penghargaan tersendiri. Bahkan dewasa ini, tuntutan menjadi seorang ibu dari waktu ke waktu terus bertambah. Selain menjaga keluarga dan buah hatinya, seorang ibu era modern juga harus bisa membantu menopang ekonomi keluarga.
Tentu saja tidak mudah menjaga keseimbangan aktivitas karir dan keluarga. Karena tantangan sesungguhnya ibu yang memiliki peran ganda sebagai wanita karir ada pada caranya memilah waktu. ”Dengan waktu yang terbatas, bagaimana caranya seorang ibu bisa menjalankan semua tugas,” terang Sinta.
Sinta menekankan, perjalanan untuk menjadi seorang ibu modern memang diperlukan kecakapan khusus. Terdapat enam poin utama yang harus dimiliki ibu modern. Di antaranya, komunikasi, membagi waktu, mencari dan membagi materi, berkorban, disiplin, serta mau belajar dari siapa saja. ”Yang paling sulit tentu saja belajar berkorban, karena ibu itu pekerjaan tulus yang hanya dibayar dengan kasih sayang,” terang Sinta.
Menariknya, kebanyakan dari wanita yang sukses menjalani peran sebagai ibu dan karirnya adalah sosok yang sederhana. Sinta mencontohkan sosok-sosok wanita sukses di berbagai belahan dunia seperti Ratu Rania, Kim Yoon Ok, dan Hayrunnisa Gu. Misalnya saja, Ratu Rania yang kerap menunjukkan kesederhanaanya meskipun menduduki tahta sebagai Ratu Jordania. ”Untuk menghadiri acara kenegaraan, mahkotanya saja ia pinjam dari saudaranya,” kata Sinta.
Selain mengadakan Kajian Memperingati Hari Ibu ini, peringatan Hari Ibu kali ini juga dimeriahkan dengan aksi pembangian ratusan bunga di sekitar wilayah Kampus ITS. Menurut keterangan Rizky, pembagian bunga kertas tersebut dilakukan serentak di hampir seluruh jurusan di ITS. ”Kami ingin menjadikan kajian Hari Ibu ini sebagai momen untuk mengingat kehebatan ibu kita,” terang Rizky Dwi I, Ketua Badan Khusus Annisa. (anl/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan