Sosialisai yang dihadiri oleh seluruh Kepala SMA/MA/SMK se-kota Surabaya ini diawali oleh sambutan dari Pembantu Rektor I ITS, Prof.Dr.Ing.Ir. Herman Sasongko. Dalam sambutannya, Herman menyatakan, ada dua parameter dalam penilaian calon mahasiswa yang mendaftar.
Pertama, parameter dari kemampuan atau potret asal sekolah calon mahasiswa. Hal ini bisa dinilai dari tingkat akreditasi sekolah siswa yang bersangkutan. Kemudian nilai alumni dari sekolah asal calon mahasiswa di ajang SNMPTN tiga tahun sebelumnya secara berturut-turut, mulai tahun 2010, 2011, dan 2012. Selanjutnya adalah tetap dari penilaian alumni sekolah asal calon mahasiswa namun dalam bidang nilai IPK selama perkuliahan tahap persiapan (semester 1 dan 2, red) di PTN masing-masing.
Lalu, parameter penilaian yang kedua adalah dari calon mahasiswa itu sendiri terkait nilai rapot atau akademiknya selama tiga tahun masa pembelajaran serta nilai Ujian Nasional (Unas). "Untuk kategori ini, ITS memberikan otorisasi terhadap nilai mata pelajaran tertentu, misalkan jika si calon memilih salah satu jurusan di FTI, maka nilai fisika, matematika, dan bahasa inggrisnya yang diutamakan", terang Herman.
Masuk ke tahap sosialisasi, bertindak sebagai pembawa materi adalah Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si. Dalam penjelesannya, Ismaini mengatakan, tersedia tiga jalur penerimaan mahasiswa baru tahun 2013. "Tahun ini, jalur SNMPTN tetap ada. Namun hanya dibuka untuk SNMPTN undangan saja, kemudian jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN, dan terakhir seleksi mandiri PTN atau jalur kemitraan", paparnya.
Lebih lanjut, presentase kuota dari tiap pola itu juga berbeda. Untuk SNMPTN, kuota yang diberikan sebanyak 50 persen. Jalur SBMPTN sebesar30 persen dan sisanya 20 persen untuk jalur seleksi mandiri PTN. "Oleh karena itu, nantinya setiap perguruan tinggi negeri harus membuat daftar daya tampung untuk diinformasikan ke calon mahasiswa melalui website masing-masing. Dan untuk ITS sendiri Insya Allah, Januari sudah bisa diakses di www.its.ac.id".
Selanjutnya, dosen dari jurusan statistika ini juga menyarankan karena prosentase yang banyak di jalur SNMPTN itu, maka diperbolehkan setiap sekolah mendaftarkan seluruh siswanya untuk masuk seleksi SNMPTN.
Selain itu, perbedaan dari tiga pola penerimaan ini berada pada sistematika penilaiannya. Untuk SNMPTN berdasar pada prestasi akademik siswa (rapor atau prestasi yang lainnya, red) dan biaya pendaftarannya ditanggung pemerintah. Lalu SBMPTN berdasar pada hasil tes tertulis/keterampilan, namun biaya pendaftaran menjadi beban peserta. Terakhir, untuk jalur seleksi mandiri PTN diserahkan sepenuhnya kepada setiap PTN dan biaya juga dibebankan sepenuhnya pada peserta.
Kemudian, dalam sosialisasi itu pula dijelaskan tentang pemakaian format portofolio sebagai tambahan penilaian jalur SNMPTN bidang ilmu seni dan keolahragaan yang mencakup minat, bakat, kemampuan, dan pengalaman calon mahasiswa yang akan memilih jurusan di bidang ilmu seni dan keolahragaan.
Ini digunakan untuk calon mahasiswa yang ingin memilih program studi bidang ilmu seni seperti seni rupa, desain, kriya, media rekam, dan seni pertunjukkan. Dan digunakan juga untuk calon mahasiswa yang akan memilih program studi bidang ilmu keolahragaan yang mencakup ilmu keolahragaan (Ikor), pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi (PJKR), pendidikan kepelatihan olahraga (PKO) serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJK). (m3/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan