ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
03 Desember 2012, 07:12

Banyak Kendala, S-52 Tetap Optimis Juara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selain S-52, masih terdapat tujuh tim lain lagi yang mengikuti KJI kategori Jembatan Kayu. Di antaranya E-ZWA 32 dari ITB, Bhatara dari UB, dan Lokatara dari UI. Selain itu, masih ada tim Pandawa kontingen Politeknik Negeri Semarang, Pandawa lima milik Politeknik Negeri Bandung, Dealictical Der Aufklarung perwakilan UMM, serta Agni Mahasaktika kebanggaan sivitas Institut Teknologi Nasional Bandung.

Dari delapan tim tersebut, S-52 berada di posisi kelima untuk penilaian tim dengan pengerjaan jembatan tercepat. Di posisi pertama ada Pandawa lima dengan catatan waktu 16 menit 41 detik dan di posisi buncit terdapat E-ZWA 32 dengan torehan waktu 1 jam 36 menit 15 detik.

Alfin Septya Nugroho, anggota tim S-52 mengatakan, hasil kurang maksimal yang diperoleh timnya tersebut akibat kendala teknis dan non teknis yang terjadi di lapangan. Misalnya, pada saat memasuki sesi launching jembatan, katrol milik S-52 tiba-tiba macet. Tak pelak kejadian tersebut menyita waktu cukup lama untuk membetulkannya.

”Kami juga kecewa, dua kali uji coba tak pernah ada masalah, tapi ketika bertanding seperti ini,” ungkapnya. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ITS ini melanjutkan, kejadian tersebut semakin diperburuk dengan kurang maksimalnya kordinasi antar anggota tim. ”Saya akui, instruksi yang kami lakukan tadi kurang maksimal,” ujarnya dengan ekspresi kekesalan karena kendala tersebut.

Tak hanya itu, peraturan tambahan yang ditetapkan panitia menjelang pelaksanaan KJI-KBGI 2012 juga merugikan tim S-52. Bachtiar Riyanto, anggota tim S-52 lainnya menjelaskan, larangan peserta menginjak jembatan sangat menghambat kinerja timnya. Padahal, hal tersebut sangat diperlukan untuk menyeimbangkan jembatan pada saat proses launching. "Kami tak menyiapkan pemberat karena rencananya disiasati dengan berat tubuh anggota," jelasnya.

Akan tetapi, meskipun merasa kurang maksimal, semua anggota tim S-52 cukup puas dengan hasil kinerjanya. Mereka pun juga masih tetap optimis dapat mencapai posisi yang telah ditargetkan yaitu juara pertama. ”Meskipun waktu menjadi salah satu faktor penilaian, tapi kekuatan konstruksi memiliki poin tertinggi,” ujarnya. 

Bachtiar pun berharap, hasil terbaik dapat diperoleh semua kontingen ITS yang berlaga di KJI-KBGI 2012 ini. Lebih dari itu, kendala-kendala yang dialami timnya tadi dapat menjadi pelajaran bagi kontingen ITS yang akan mengikuti KJI-KBGI tahun depan. ”Ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kami dan kita semua,” pungkasnya. (ali/fz)

Berita Terkait