ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
29 November 2012, 16:11

P3AI Ajak Dosen Karyawan Membuat Buku

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Prof Dr Ir Imam Robandi MT, salah seorang pembicara mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang bersifat psikomotorik. Artinya, seseorang yang ingin menjadi penulis hebat harus terus melatih keterampilannya dalam mengolah kata. Apabila tidak, keterampilannya bisa pudar atau hilang sama sekali.

Dosen jurusan Teknik Elektro ini menyebutkan, ada banyak sekali hambatan dalam menulis. Ia mencontohkan, banyak penulis pemula yang sukar menghasilkan karya karena terlalu kritis terhadap tulisan sendiri. Hasilnya, mereka seringkali malah meremehkan karyanya. "Padahal bisa jadi tulisan itu sangat bermanfaat bagi orang lain," kata penulis buku The Etos of Sakura ini.

Imam yang  telah menghasilkan sekitar 40 judul buku ini juga mengungkapkan, tulisan dapat menjadi alat dakwah yang paling efektif. Seorang penulis, walaupun sudah meninggal dunia masih tetap bisa memberikan pelajaran kepada masyarakat melalui bukunya. "Tulisan itu bersifat abadi," tegasnya.

Pada kesempatan ini, Imam mengajak peserta workshop untuk mulai menyusun draft buku yang ingin dibuat. Ia juga memberikan beberapa arahan mengenai cara menyusun judul, bab serta sub bab yang baik bagi penulis pemula. "Pesertanya sangat antusias, buktinya masing-masing mereka sekarang sudah punya rancangan draft buku yang baik," aku Imam.

Pembicara lainnya, Lemeda Simarmata dari Penerbit Erlangga banyak memberikan pemahaman mengenai proses penerbitan buku. Menurutnya, bisnis buku adalah bisnis yang sangat kompetitif. Tidak jarang, penerbit buku harus bersaing untuk mendapatkan pasar yang bagus di toko-toko buku di Indonesia.

Menanggapi maraknya pembajakan buku yang dilakukan di Indonesia, Lemeda mengajak setiap penulis atau calon penulis untuk mau bersama-sama mengawasi penggunaan buku di lingkunganya. Di kampus misalnya, Lemeda menghimbau para dosen agar menyarankan mahasiswanya untuk membeli buku yang asli, bukan fotocopy atau buku bajakan. "Kita memang belum punya cara jitu untuk melawan pembajakan, namun dengan usaha seperti ini minimal kita bisa mengurangi terjadinya pembajakan," tuturnya. (ram/izz)

Berita Terkait