Kompetisi yang merupakan program tahunan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) tersebut, pada tahun ini memasuki era ke-8 bagi KJI dan ke-4 untuk KBGI. Untuk kali pertama, ITS pun ditunjuk sebagai tuan rumah setelah sebelumnya  dilaksanakan di Universitas Indonesia (UI) dan Peliteknik Negeri Jakarta (PNJ).

Ketua panitia KJI-KBGI 2012, Dr Ir Hidayat Soegihardjo Masiran MS mengatakan, tema untuk KJI-KBGI 2012 ini berbeda dengan sebelumnya. Untuk KJI mengangkat tema Jembatan Kokoh dan Awet, sedangkan KBGI lebih fokus pada topik Rumah Kayu Bertingkat Inovatif Tahan Gempa.

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) tersebut menambahkan, untuk kategori lomba yang dipertandingkan ada perbedaan antara KJI dan KBGI. KBGI hanya melombakan satu kategori, dan KJI memertandingkan tiga kategori. "Pada KJI ada kategori jembatan baja, jembatan kayu, dan jembatan busur (bentang panjang, red)," tuturnya.

Tak hanya itu, dari masing-masing kategori tersebut masih ada beberapa spesifikasi kategori perlombaan lagi yang menjadi acuan penilaian. Misalnya untuk KJI, ada penilaian jembatan terkokoh, jembatan dengan kesesuaian implementasi terhadap rancangan terbaik, jembatan terindah, waktu pelaksanaan tercepat, K3 terlengkap, serta metode konstruksi terealistis.

Hidayat melanjutkan, untuk kontingen dari kampus perjuangan yang lolos hingga putaran final KJI-KBGI 2012 ini ada dua tim. Satu tim mengikuti kategori jembatan kayu dan tim lainnya kategori KBGI. "Sebenarnya ada empat tim yang lolos kategori jembatan kayu, namun gugur karena peraturan satu perguruan tinggi satu kategori," jelas dosen Jurusan Teknik Sipil ITS tersebut.

Hidayat pun berharap, kompetisi ini dapat berjalan lancar hingga usai nanti. Lebih dari itu, ia juga berharap kepada Dirjen Dikti agar para pemenang dapat mewakili Indonesia untuk kompetisi serupa tingkat internasional. "Ini dapat memicu perguruan tinggi di Indonesia untuk mencapai reputasi internasional,”" pungkasnya. (ali/esy)